LDII
No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Pengurus DPP LDII
    • Sejarah
    • Motto
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • AD/ART
    • 8 Bidang
  • Maklumat
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Kegiatan Nasional
    • Materi Rakernas LDII 2018
    • Materi Munas VIII LDII 2016
    • Materi Rapimnas LDII 2014
    • Gallery
  • Website LDII
    • Wilayah Indonesia Barat
    • Wilayah Indonesia Tengah
    • Wilayah Indonesia Timur
  • Contact Us
Subscribe
LDII
  • Home
  • Organisasi
    • Pengurus DPP LDII
    • Sejarah
    • Motto
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • AD/ART
    • 8 Bidang
  • Maklumat
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Kegiatan Nasional
    • Materi Rakernas LDII 2018
    • Materi Munas VIII LDII 2016
    • Materi Rapimnas LDII 2014
    • Gallery
  • Website LDII
    • Wilayah Indonesia Barat
    • Wilayah Indonesia Tengah
    • Wilayah Indonesia Timur
  • Contact Us
No Result
View All Result
LDII
No Result
View All Result
Home Headlines

DPP LDII: Boikot Bisa Sadarkan Prancis, yang Terpenting Setelah Itu Adalah…

by Admn
November 4, 2020
in Headlines
7
DPP LDII: Boikot Bisa Sadarkan Prancis, yang Terpenting Setelah Itu Adalah…

Umat Islam di Pakistan berunjuk rasa menentang kebijakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang mendukung kebebasan berekspresi meskipun menghina Nabi Muhammad. (foto: TRT World/iNews)

153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (3/11). Presiden Prancis Emmanuel Macron mendapat kritikan keras dari dunia Islam. Orang nomor satu di Prancis itu, berkukuh tak akan melarang Charlie Hebdo menerbitkan kartun bergambar Nabi Muhammad. Karena tindakan Marcon tersebut, Prancis kini dikecam oleh umat muslim di berbagai belahan dunia.

Bahkan, gerakan untuk memboikot produk asal Prancis juga sudah dilakukan oleh perorangan maupun secara lembaga di berbagai belahan dunia. Macron mengklaim tindakannya merupakan dukungan terhadap kebebasan berekspresi di Prancis. Kebebasan berekspresi itupula yang mengakibatkan Samuel Paty, seorang guru yang tewas pada 16 Oktober, setelah memperagakan kartun Nabi Muhammad di kelasnya. Ia dipenggal oleh muridnya Abdullakh Anzorov.

“Islam menolak kekerasan dan menyayangkan tindakan yang dilakukan Abdullakh Anzorov. Tapi kebijakan Macron yang memperbolehkan kartun mengenai Nabi Muhammad kami kecam,” ujar Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso. Menurutnya, boikot terhadap produk-produk Prancis bisa menjadi pelajaran bagi negeri itu, jangan sampai karena kebebasan berekspresi kemudian menghina agama lain.

Chriswanto menuturkan, pada 2015 lalu, sebuah televisi swasta menayangkan Paus Fransiskus yang mengumpamakan agama sebagai ibu, “Paus mengatakan, kalau seseorang menghina ibu saya, pasti saya pukul. Demikian pula bila menghina agama saya. Saat itu, Paus di depan para wartawan memperagakan meninju lengan pengawalnya,” ujar Chriswanto. Artinya, dalam dunia Kristen pun, menghina agama lain juga dihindari, meskipun dengan dalih kebebasan berekspresi.

Menurut Chriswanto, umat Islam sebaiknya bereaksi secara positif terhadap kebijakan Macron dan pemerintah Prancis, “Jangan melakukan unjuk rasa dengan kekerasan, tapi mari membangun kemandirian dan membangun SDM. Serta memperkuat ekonomi syariah. Bila tiga hal itu dilakukan, kita menjadi bangsa yang mandiri dan tak bergantung produk Prancis, bahkan negara lain,” tegas Chriswanto.

Menurut Chriswanto, dengan kemandirian dan menyiapkan SDM yang andal di segala bidang, ketergantungan Indonesia terhadap Prancis atau negara-negara lainnya bisa berkurang. Neraca perdagangan bisa dijaga agar seimbang, bahkan selalu surplus. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur.

Senada dengan Chriswanto, anggota Dewan Pakar DPP LDII di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan Arief Iswanto mengatakan kemandirian, terutama di bidang pangan masih menjadi problematika di Indonesia, “Kemandirian pangan itu penting, karena tantangan pada masa depan adalah kelangkaan pangan,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia dengan luas 1,9 juta kilometer persegi, masih menjadi importir pangan dan produk turunannya, “Selama ini, kebutuhan pangan nasional hanya memperlihatkan data secara umum. Padahal bila dihitung kebutuhan pangan per provinsi, kita bisa menemukan angka produksi dan kebutuhan pangan masyarakat,” ujar Arief.   

Menurut Arief, saat ini, penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, dengan konsumsi per kapita per tahun berturut-turut, 140 kg beras dan 2,85 kg daging sapi. Dengan data tersebut dapat dihitung pola konsumsi rakyat Indonesia. Bahkan, jika semua mengkonsumsi kedua bahan pokok tersebut, diperlukan masing-masing per tahunnya kurang lebih 32,4 juta ton beras dan sekitar 769.500 ton daging sapi.

“Bila dikalkulasi, untuk mencukupi kebutuhan beras seluruh penduduk Indonesia hanya diperlukan luas sawah sekitar 84.000 kilometer persegi atau 8.400.000 hektar. Perhitungannya, dengan asumsi per hektar sawah menghasilkan 4.500 kg beras. Maka, rinciannya untuk 270 juta penduduk Indonesia memerlukan 270 juta dikalikan 140 kg, akan didapat angka 32,4 juta ton beras, setara kebutuhan areal persawahan 8.400.000 hektar atau identik dengan 84.000 kilometer persegi,” ujar Arief.

Menurutnya, dengan luas daratan Indonesia yang 1,9 juta kilometer persegi, secara teknis tidak mustahil kemandirian pangan bisa diwujudkan. Sebab, angka luasan tersebut, hanyalah 4,47 persen dari luas total daratan Indonesia — bandingkan areal subur Indonesia 12 persen.

Arief mengemukakan, dengan Bila jumlah penduduk dan kebutuhan pangan terdata dengan baik, setiap provinsi bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan pangannya. Bahkan, antar provinsi bisa bekerja sama saling mensubsidi. Bahan pangan pokok yang khas di suatu provinsi, semisal jagung dan sagu bisa ditingkatkan produksinya dengan lahan yang tersedia.

“Dengan begitu Indonesia tak perlu mengimpor jutaan ton beras setiap tahun, karena setiap provinsi bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri-sendiri. Bahkan bila berlebih secara nasional, bisa diekspor ke negara lain,” ujar Arief.

Masalah yang sama juga terjadi dalam hal konsumsi daging sapi – yang belakangan menjadi gaya hidup dengan mengudap daging impor. Secara teknis, Indonesia sangat mampu memenuhi kebutuhan daging sapi tanpa harus impor. Dengan asumsi sapi diternak secara keraman (dikandangkan).

Peternakan sapi yang dikembangkan warga LDII sebagai proyek percontohan. Dok. Arief Iswanto

“Maka seekor sapi memerlukan ruang hanya 3 meter persegi, dengan estimasi per ekor sapi menghasilkan 300 kg daging dan kebutuhan daging sapi per kapita per tahun 2,85 kg. Dengan hitungan tersebut, untuk mencukupi kebutuhan daging masyarakat Indonesia per tahunnya, hanya dibutuhkan luasan areal 7.695 kilometer persegi, tidak lebih dari 0,40 persen dari luas wilayah NKRI,” ujarnya.

Menurut Arief, untuk kemandirian pangan, LDII membangun proyek percontohan berupa sawah organik dengan membangun demplot di Rawagabus di Karawang (Jawa Barat) dan Pulau Laut di Kalimantan Selatan. LDII juga mengembangkan peternakan percontohan di Sukamulia – Sukamakmur, kabupaten Bogor.

Share this:

  • WhatsApp
  • Telegram
  • Surat elektronik
Tags: boikotEmmanuel MacronPrancisSamuel Paty

Related Posts

Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi
Headlines

Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi

Januari 27, 2021
Kesadaran Gizi Rendah Kian Bahaya pada Masa Covid-19
Headlines

Kesadaran Gizi Rendah Kian Bahaya pada Masa Covid-19

Januari 25, 2021
Ini Cara LDII Manfaatkan Ekonomi Digital Pada Masa Pandemi
Headlines

Ini Cara LDII Manfaatkan Ekonomi Digital Pada Masa Pandemi

Januari 25, 2021
Membangun Kemandirian Ekonomi dengan E-Marketplace
Headlines

Membangun Kemandirian Ekonomi dengan E-Marketplace

Januari 25, 2021
Peran Kepala Sekolah Membangun Karakter
Headlines

Ketum DPP LDII: Saatnya Kuatkan Kebangsaan dan Ubah Mentalitas Kebencanaan

Januari 15, 2021
Munas V Persinas ASAD: Manfaatkan Teknologi, Dongkrak Prestasi
Headlines

Munas V Persinas ASAD: Manfaatkan Teknologi, Dongkrak Prestasi

Januari 7, 2021

Comments 7

  1. Ahmad Ridhwan Hidayat says:
    3 bulan ago

    Pilihan kata2nya bisa memancing salah paham, terutama pada judulnya….

    Apalagi yang dibahas berkaitan dengan nabi, saya kira hal yang sangat sensitif, apabila disampaikan keluar, saran saya ada baiknya artikel ini dihapus saja…

    Alhamdulillah Jazakumullohu khoiro
    🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    Balas
    • Ludhy Cahyana says:
      3 bulan ago

      Sebaiknya membaca hingga tuntas, bukan judulnya saja. Sikap LDII mengecam Prancis dan mendorong umat Islam memboikot produk Prancis, bila mereka tidak minta maaf.

      Balas
  2. Radit says:
    3 bulan ago

    Nabi Muhammad SAW..

    Beliau Baginda Rasulullah yang akan memberikan syafaat kepada seluruh umat muslim dipadang ma’syar kelak,

    bagi umat muslim yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai umatnya yang akan diberikan syafaat tersebut apakah tidak tersentuh hatinya untuk membela Baginda Rasullullah ketika Beliau dan agama islam dihina atau dilecehkan…?

    Silahkan ditanyakan pada hati masing2

    Balas
  3. Heri says:
    3 bulan ago

    Terbukti,, tahun yg akan datang lebih jelek dari tahun sebelumnya. Begitulah tingkah manusia.
    Untuk itu mari kita jaga diri kita dan keluarga kita godaan syetan.

    Balas
    • Dea says:
      3 bulan ago

      Menurut saya artikel ini tak ada yang menunjukkan bahasa atau kata-kata yang mengarah kesalahpahaman, saya bisa membaca baik-baik dalam artikel ini, kita sebagai umat Islam dalam menghadapi kebijakan pemerintah Perancis itu sebaiknya bereaksi yang positif, bukan dengan cara kekerasan/demo apalagi pengrusakan….

      Akan tetapi caranya yaitu kita harus bisa menjadi negeri yang mandiri dalam bidang pangan. Kita harus bisa memproduksi pangan lokal secara baik yang ada di negeri kita. Agar negeri kita Indonesia tidak selalu bergantung dengan negara-negara lain apalagi negara Perancis.

      Negeri kita kan tanah subur, negeri agraris dan maritim yang memiliki sumber daya alam yang melimpah nahh hal itu yang harus kita manfaatkan secara baik.

      Dan artikel ini juga menurut saya mengajak untuk kita dalam membangun SDM, kalau SDA di Indonesia melimpah namun SDM kita minim maka SDA yang kita miliki tidak dapat terproduksi dengan baik… 🙏🙏

      Sekiranya itu saja menurut saya….
      Semoga negeri kita bisa menjadi negara yang makmur dan maju akan SDA dan SDM nya… Terutama Negara yang religius 🙏🙏

      Alhamdulillah jaza kumullohu khoiro 🙏😁

      Balas
  4. Eddy Abdurahman says:
    3 bulan ago

    Judulnya ngga pas, bisa salah tafsir, yg harus dimunculkan itu kan kecamannya.. biar orang tidak salah menilai. Alhamdulillah Jaza Kallahukhoiro

    Balas
  5. Ping-balik: DPP LDII: Boikot Bisa Sadarkan Prancis, yang Terpenting Setelah Itu Adalah…

Tinggalkan Balasan ke Ludhy Cahyana Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Agustus 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Desember 24, 2020

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

Agustus 1, 2020
Wapres RI Dukung Keberlanjutan Program-Program LDII

Wapres RI Dukung Keberlanjutan Program-Program LDII

September 4, 2020
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

54
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

26
Ketua Umum DPP LDII Prof. Dr. Ir. KH Abdullah Syam Meninggal Dunia

Ketua Umum DPP LDII Prof. Dr. Ir. KH Abdullah Syam Meninggal Dunia

26
Sosialisasi Hasil Rapimnas, LDII Bontang Silaturahim ke MUI

Sosialisasi Hasil Rapimnas, LDII Bontang Silaturahim ke MUI

Januari 27, 2021
Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi

Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi

Januari 27, 2021
Cerita Kakatua

Cerita Kakatua

Januari 27, 2021
Kesadaran Gizi Rendah Kian Bahaya pada Masa Covid-19

Kesadaran Gizi Rendah Kian Bahaya pada Masa Covid-19

Januari 25, 2021
LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

Berita/Artikel Terkini

Sosialisasi Hasil Rapimnas, LDII Bontang Silaturahim ke MUI

Sosialisasi Hasil Rapimnas, LDII Bontang Silaturahim ke MUI

Januari 27, 2021
Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi

Bertandang ke Masjid LDII Pupuan, Ibadah Bernuansa Wisata dan Toleransi

Januari 27, 2021

Navigasi Laman

  • Home
  • Pengurus DPP LDII
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Sitemap

Kategori Berita/Artikel

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Pengurus DPP LDII
    • Sejarah
    • Motto
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • AD/ART
  • Maklumat
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Kegiatan Nasional
    • Materi Rakernas LDII 2018
    • Materi Munas VIII LDII 2016
    • Materi Rapimnas LDII 2014
    • Gallery
  • Website LDII
    • Wilayah Indonesia Barat
    • Wilayah Indonesia Tengah
    • Wilayah Indonesia Timur
  • Contact Us
  • Sitemap

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.