Bogor (3/11). Departemen Litbang, Iptek, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII mengadakan sosialisasi dan pendampingan menuju Sekolah Adiwiyata di Yayasan Baitul Kabir Al-Haq, pada Sabtu (26/10). Kegiatan ini dihadiri oleh guru yayasan, termasuk dari Pondok Daarul Ilmi, serta SMP dan SMA Generus Mandiri Kabupaten Bogor.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPP LDII Bidang Lisdal, Sudarsono, menekankan pentingnya komitmen lingkungan dalam mewujudkan sekolah berbasis lingkungan hidup, “Agar Pondok Pesantren bisa mewujudkan zero waste dari limbah yang tidak mencemari lingkungan. Kita tunjukkan niat menjaga lingkungan sebagai bentuk kepedulian. Harapannya pada tahun 2025, SMP dan SMA Generus Mandiri dapat menjadi sekolah Adiwiyata,” ujarnya.
Untuk mewujudkan hal itu, Sudarsono mengungkapkan warga sekolah harus memahami bagaimana pengelolaan sampah dengan konsep 3R yang meliputi Reduce, Reuse, Recycle, serta konservasi energi dan air, hingga inovasi lingkungan. Ia juga memperkenalkan penggunaan aplikasi SIDIA untuk membantu proses penilaian, yang bertujuan memudahkan sekolah dalam mengikuti program Adiwiyata.
“Melalui aplikasi SIDIA, peserta dapat memantau dan menilai kemajuan sekolah menuju Sekolah Adiwiyata secara efisien,” ungkap Sudarsono.
Menurutnya, penerapan aplikasi ini sangat penting untuk memperkuat implementasi perilaku ramah lingkungan di kalangan siswa dan tenaga pengajar. Selain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di lingkungan sekolah, program Adiwiyata ini juga diharapkan berkontribusi pada kualitas lingkungan sekitar sekolah.
“Program ini memiliki jenjang penghargaan yang dimulai dari tingkat kabupaten hingga nasional, dengan indikator penilaian mencakup integrasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dokumen kurikulum sekolah,” tambah Sudarsono.
Selain itu, Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Madya, Edi Kurniadi, juga menjelaskan berbagai tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai status Sekolah Adiwiyata, mulai dari informasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) hingga panduan penyusunan dokumen penilaian Adiwiyata. “Langkah-langkah ini penting untuk sekolah yang ingin meraih penghargaan lingkungan hidup,” ujar Edi.
Ketua Yayasan Baitul Kabir Al-Haq, H. Duryadi Abdussalam, menyambut baik program ini karena dinilai bermanfaat dalam upaya pelestarian lingkungan. “Program ini membuka peluang bagi seluruh warga Yayasan Baitul Kabir Al-Haq dan masyarakat sekitar untuk bersinergi menciptakan lingkungan yang lestari,” ungkap H. Duryadi.
Ia berharap dari sosialisasi ini dapat memotivasi sekolah-sekolah di wilayah Bogor untuk lebih aktif dalam kegiatan lingkungan dan mencapai standar Sekolah Adiwiyata yang mandiri dan berkelanjutan. (LINES)