Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Nasional

DPP LDII: Membangkitkan Kembali Sosio-nasionalisme ASEAN

2021/08/08
in Nasional
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Jakarta (8/8). Setiap 8 Agustus, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN memperingati hari jadinya ke-54. Brunei Darussalam yang menjadi ketua ASEAN pada 2021 ini, mengangkat tema “Kami Peduli, Kami Siap, Kami Sejahtera”.

“Tema ini relevan dengan kondisi saat ini, pandemi Covid-19 masih menjadi masalah kesehatan dan ekonomi yang besar di Asia Tenggara, sementara itu wilayah Asia Tenggara juga terimbas konflik Laut China Selatan. Di sisi lain, terdapat ketegangan politik di dalam negeri di antara anggotanya, yang butuh perhatian ASEAN,” ujar Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut Chriswanto, ASEAN tak hanya perhimpunan negara sehingga hanya para kepala negara dan pemerintahan yang peduli. ASEAN adalah juga milik rakyat yang berada di kawasan Asia Tenggara, “Masyarakat Indonesia berdiaspora di berbagai wilayah Asia Tenggara, demikian pula dari negara-negara ASEAN lainnya ada di Indonesia. Kerukunan, kekompakan, dan kerja sama yang baik menciptakan ketenangan bagi warga yang berdiaspora itu,” ujarnya.

ASEAN yang dibentuk pada 8 Agustus 1967, menurut Chriswanto muncul saat Perang Dingin yang menghangat. Benang merah lainnya yang menyatukan ASEAN adalah latar belakang mereka, sebagai negeri bekas jajahan Barat, “Dalam tubuh ASEAN saat itu muncul kesadaran pula mengenai kesetaraan, pentingnya saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya,” ujar Chriswanto.

Imperialisme dan kolonialisme yang ditanggung rakyat yang ada di Asia Tenggara sangat berat. Dari perasaan senasib itu dan menghadapi tantangan global era Perang Dingin, mendorong sosio-nasionalisme di kalangan ASEAN, “ASEAN dengan sosio-nasionalismenya ingin aktif dalam mewujudkan perdamaian sosial dan kesejahteraan bersama,” ujar Chriswanto.

Ia mengatakan, sosio-nasionalisme ASEAN direpresantasikan dalam deklarasi yang menyatakan, ASEAN adalah kehendak kolektif negara-negara Asia Tenggara untuk mengikat diri bersama, dalam persahabatan dan kerja sama, “Deklarasi itu juga menunjukkan sosio-nasionalisme yang kuat, yang ditunjukkan dalam kalimat: “melalui upaya dan pengorbanan bersama, memberikan keamanan bagi rakyat, untuk perdamaian, kebebasan, dan kemakmuran”,” imbuhnya.

Sosio-nasionalisme, Chriswanto mengutip Bung Karno bukanlah kecintaan terhadap negara dalam arti sempit atau chauvinisme tapi menolak penindasan atas bangsa lain, “Hidup berdampingan saling membantu dan menghargai, itulah bagian dari sosio-nasionalisme,” ujarnya.

Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Prof.Singgih Trisulistyono, menganggap sosio-nasionalisme atau nasionalisme abad 20 masih relevan diterapkan pada abad 21 ini, “Terutama dalam konteks ASEAN,” ujarnya.

Singgih mengatakan, dunia yang kian borderless tak menghilangkan negara bangsa (Nation-state) sebagai kesatuan politik dan mewujudkan cita-cita kebangsaan mereka, “Kemakmuran, kebersamaan, kerja sama, proteksi dan sebagainya harus terwujud dalam negara bangsa dalam menghadapi globalisasi yang memerlukan kerja sama dan persahabatan, untuk keamanan dan kesejahteraan rakyatnya” ujar Singgih yang juga Ketua DPP LDII.

Menurutnya, sejarah telah memberi pelajaran, negara-negara yang mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan negara lain, terperangkap dalam Perang Dunia II, “Negara-negara di kawasan Eropa saat itu terlalu fokus dan total memperhatikan diri sendiri, terhadap masalah bersama di kawasan Eropa. Akhirnya buah mementingkan diri sendiri adalah kehancuran Eropa dan dunia,” pungkas Singgih.

Kerja sama ASEAN kian penting, apalagi dengan dukungan internet segalanya kian mudah, “Sosio-nasinalisme abad 21 di ASEAN sangat memungkinkan. Dengan dukungan internet kerja sama tak hanya dilakukan oleh government to goevernment tapi juga people to people. Warga di kawasan ASEAN bisa mengambil inisiatif kerja sama,” ujar Singgih.

Strategisnya Koordinasi ASEAN
Dalam satu dekade terakhir, ASEAN menghadapi imbas dari krisis ekonomi di AS. Lalu, Covid-19 dan perang dagang antara AS dan China, mengakibatkan ekonomi di kawasan Asia Tenggara melamban, “Masalah internal akibat krisis kesehan dan ekonomi memaksa para pemimpin di kawasan Asia Tenggara fokus pada kinerja ekonomi domestik, inilah yang terkesan membuat kerja sama ASEAN memudar,” papar Singgih.

Dengan alasan perbaikan kinerja, justru menyebabkan sesama anggota ASEAN bersaing. Mereka berebut investasi asing yang keluar dari China akibat imbas perang dagang, “Bahkan Indonesia merasa kalah saingan dengan Vietnam, yang menerima paling banyak investasi asing limpahan dari perusahaan yang keluar dari Jepang dan China,” ujar Singgih.

Akibat urusan dalam negeri itulah, tidak memunculkan kepemimpinan yang kuat, yang membawa ASEAN sebagai benteng tangguh dalam pengendalian Covid-19 dan melindungi kepentingan geopolitik dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, “Para pemimpin ASEAN lebih fokus kepada negaranya masing-masing karena krisis mengakibatkan kekhawatiran secara psikologis di Asia Tenggara,” ujar Singgih. Tentu dalam kondisi tersebut, Singgih meragukan munculnya pemimpin-pemimpin Asia Tenggara sebagaimana pada awal terbentuknya ASEAN.

Menurut Singgih kekompakan dan koordinasi ini sangat penting dan strategis. Mengingat warga negara anggota ASEAN bermigrasi dengan mudah di kawasan Asia Tenggara. Ia melihat pentingnya kebijakan yang bersifat koordinatif, agar Covid-19 bisa diatasi bersama-sama, “Tidak mungkin wabah global di atasi oleh satu negara sendirian, perlu kerja sama dan tidak mengabaikan negara-negara dalam satu regional,” paparnya.

Bahkan, menurut Singgih, negara-negara di ASEAN bisa menerapkan lockdown bersama selama sebulan atau dua bulan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Pendek kata, kekompakan dan koordinasi sangat penting di kawasan Asia Tenggara, sehingga bisa menjadi benteng tangguh dari penyebaran Covid-19.

Menurut Singgih, imbas tak adanya koordinasi tersebut, imbasnya Indonesia menjadi episentrum wabah Covid-19, “Karena tak ada koordinasi, warga negara Indonesia sering dicurigai, karena tidak ada kepemimpinan yang kuat di ASEAN. Negara-negara kawasan ini lebih mementingkan diri sendiri,” ujar Singgih.

Sejatinya, dengan koordinasi yang baik, ASEAN dapat menyelesaikan konflik Laut China Selatan. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan visi, “ASEAN punya kepentingan mendesak untuk mendamaikan AS dan China. Untuk itu ASEAN harus terus bergerak sebelum eskalasi konflik meningkat,” ujarnya.

Menurutnya, kepedulian, kekompakan, kerja sama, persahabatan, dan koordinasi menjadi modal kuat ASEAN agar kembali menjadi kekuatan yang signifikan dalam menjaga Asia Tenggara. [kim/*]

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Nanang Naswito on Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
  • Giri Richard on KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim
  • Golek dj on Berdimensi Spiritual dan Sosial, Ketum LDII Dorong Umat Islam Tingkatkan Kurban
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan
  • Anggi on Puncak Tangga
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

15
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025
Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran

Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran

May 31, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025
  • KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.