Jakarta (24/3). Di sela-sela acara santunan anak yatim yang diadakan Ponpes Minhajurrosyidin di Aula Grand Ball Room Minhajurrosyiddin, Pondok Gede, Jakarta Timur pada Sabtu (22/3), Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah (PAD) DPP LDII KH Aceng Karimullah mengingatkan khalayak untuk tidak melupakan aspek sosial.
KH Aceng Karimullah mengingatkan bahwa ibadah puasa yang kita jalani selama sebulan penuh harus membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar, “Setelah menjalani ibadah puasa, kita tidak boleh melupakan aspek sosial dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Dalam agama Islam, aspek sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah, terutama dalam hal berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Mengutip sebuah hadis, KH Aceng menyampaikan pesan dari Rasulullah SAW yang menekankan, ibadah yang sempurna bukan hanya ditandai dengan salat dan puasa, tetapi juga dengan menjaga hubungan baik dengan tetangga.
Ia pun mengisahkan seorang wanita yang ahli salat dan puasa, namun sikap buruknya terhadap tetangganya menyebabkan dia dianggap tidak memiliki kebaikan. Sebaliknya, wanita yang hanya menjalankan ibadah wajib namun menjaga hubungan baik dengan tetangga, dipuji sebagai calon penghuni surga.
Pesan ini mengingatkan kita bahwa amal sosial lebih dari sekadar memberikan materi. Menghargai sesama, menjaga sikap baik, dan tidak menyakiti hati orang lain adalah bagian dari ibadah yang harus kita perjuangkan, terutama di bulan Ramadan.
“Marilah kita menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbaiki diri, baik dalam aspek spiritual maupun sosial,” ujarnya.
Salah satu aspek sosial yang bisa dilakukan adalah kegiatan santunan yang menurutnya, bagian dari salah satu upaya untuk meningkatkan amal baik, ditambah lagi perhelatan ini bertepatan dengan penghujung Ramadan. Yakni, di sepuluh malam terakhir Ramadan, yang memiliki nilai sangat Istimewa.
“Lailatul Qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, menjadi kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan ibadah,” ungkapnya.
KH Aceng Karimullah juga menekankan pentingnya beramal di sepuluh malam terakhir Ramadan, baik melalui itikaf di masjid maupun banyak berbuat kebajikan. Meskipun kesempatan yang ada terbatas, ia menilai bahwa keikhlasan dalam berbagi menjadi hal yang paling utama, “Mudah-mudahan kita semua mendapatkan hikmah dari Lailatul Qadar dan keberkahan di bulan yang penuh rahmat ini,” tambahnya.
Berbicara soal kebajikan, ia menekankan bahwa pentingnya perhatian sosial terhadap sesama, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Dalam suasana Ramadan, umat Islam diajak untuk memperhatikan hak-hak kaum dhuafa dan fakir miskin, agar mereka juga bisa merasakan kebahagiaan pada saat Hari Raya nanti. Dengan demikian, kebahagiaan Lebaran tidak hanya dirasakan oleh mereka yang mampu, tetapi juga oleh mereka yang membutuhkan.
Dengan adanya acara seperti santunan anak yatim ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk terus memperhatikan sesama dan berbagi di bulan yang penuh berkah ini. Semoga keberkahan Ramadan dapat dirasakan oleh seluruh umat Islam, terutama bagi mereka yang membutuhkan, dan menjadi pengingat akan pentingnya saling peduli dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan adanya acara seperti santunan anak yatim ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk terus memperhatikan sesama dan berbagi di bulan yang penuh berkah ini. Semoga keberkahan Ramadan dapat dirasakan oleh seluruh umat Islam, terutama bagi mereka yang membutuhkan, dan menjadi pengingat akan pentingnya saling peduli dalam kehidupan bermasyarakat.
Semoga barokah
10 hari terakhir terdapat di dalamnya lailatul qadr. Saatnya semakin mendekatkan diri pada Allah SWT, semakin banyak bersedekah, semakin banyak minta ampunan. Semoga kita semua mendapatkan pahala dan Ridlo Allah SWT.