Ambon (13/10). KRI Banjarmasin yang membawa Tim Ekspedisi Bhakti PMK beserta barang bantuan sampai di kota Ambon. Di kota berjuluk “Ambon Manise” itu, tim Ekspedisi Bhakti PMK dari LDII langsung disambut Ketua DPW LDII Prov. Maluku, Sudiman Hadisiswiyo beserta rombongan. Tim langsung dijemput menuju kantor DPW LDII Maluku, Batu Merah, Ambon.
Sebagai bagian dari Provinsi Maluku, Kota Ambon pernah mengalami sejarah kelam terkait konflik umat beragama pada 1999 silam. Namun kini ambon sudah kondusif. Dengan kesadaran perdamaian yang tersisa, masyarakat Ambon berjuang untuk memulihkan diri dari keterpurukan toleransi antar umat beragama. Seiring berjalannya reformasi, masyarakat Ambon mulai menata peradaban mereka dan sudah bisa membaur.
Pembangunan pun kembali berjalan dan akhirnya mereka kembali menemukan pola hidup positif. Pemerintah juga tidak tinggal diam dengan diresmikannya Gong Persamaan Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 silam.
Bagi LDII, toleransi dan rasa saling menghargai merupakan hal yang penting apalagi menjadi perintah Rasulullah SAW. Bahkan Gubernur Provinsi Maluku Said Assagaf dalam Muswil VI DPW LDII Maluku September lalu mempercayakan LDII Maluku untuk turut menjaga perdamaian.
“Kami mengajak LDII untuk mendukung salah satu program unggulan dari Provinsi Maluku yaitu Maluku sebagai laboratorium perdamaian dan kerukunan antar umat beragama. Maluku sekarang sudah kondusif sehingga kami tidak ingin kembali Maluku yang sempat mengalami periode konflik yang berlangsung beberapa tahun lalu,” ujarnya lewat sambutan yang dibacakan Halim Daties staf ahli Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat Maluku.
Sejatinya sifat toleransi dan saling menghargai bisa ditemukan di pengajian yang biasa dilakukan warga LDII. Toleransi bukan berarti membiarkan kerusakan, tidak juga memaksa orang lain untuk sepaham dengan kelompoknya.
“Sebagaimana kebaikan Alquran yang terkandung di dalamnya, kebaikan itu dikaji lewat pengajian sehingga bisa di Implementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ustad Anshori salah satu peserta Ekspedisi Bhakti PMK LDII.
Meski berada di pulau terpencil dan belum banyak transportasi yang efektif dan efisien, bukan berarti semangat warga LDII Maluku untuk mengaji surut. DPW LDII Maluku memiliki tiga DPD yang berada di Empat Kabupaten dan Satu Kota.
“Majelis bulanan dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dengan menggunakan transportasi pesawat seharga Rp2 juta Pulang Pergi. Bahkan warga LDII Tual dan Dobo turut menghadiri pengajian dengan transportasi kapal laut. Sementara Maluku Barat Daya hanya bisa di akses dengan kuda,” ujarnya.
Di akhir perjumpaan, Tim Ekspedisi PMK dari LDII memberikan bingkisan kepada Sudiman — meski Ambon bukan merupakan wilayah yang mendapat bantuan Ekspedisi Bhakti PMK. KRI Banjarmasin berlabuh di Ambon untuk mengisi bahan bakar dan bekal perjalanan. Perjalanan selanjutnya akan menuju Pulau Tual.