Jakarta (22/7). Generus Jakarta Selatan (GENTANA) yang merupakan binaan DPD LDII Jaksel menyelenggarakan Workshop Content Creator bertajuk “Dari Content Pertama ke Pendapat Pertama”. Acara itu dilaksanakan pada Minggu (21/7) di Function Room, Masjid Baitul Fatah, Cilandak, Jakarta Selatan.
Kegiatan itu menghadirkan pengurus Departemen Komunikasi, informasi dan media (KIM) DPP LDII Galant Prabajati. Dalam pemaparannya, ia mengungkapkan, jika media sosial merupakan konsumsi publik sehingga harus berhati-hati agar tidak merugikan diri sendiri.
“Banyak yang perlu diperhatikan untuk membuat konten di sosial media. Jangan karena ingin viral, sehingga tidak memperhatikan kaidah-kaidah atau etika bersosial media yang baik,” ungkap Galant.
Galant juga mengajak, khususnya generasi muda LDII agar semangat dalam berkontribusi untuk membagikan konten-konten yang positif, “Berbuat baik caranya banyak, termasuk dengan membagikan atau membuat konten yang positif di sosial media, itu juga bisa menjadi sebuah ladang amal jariyah,” jelasnya.
Senada dengan Galant, Founder Ruang Generus (RuGen) Fiqih Hidayatullah, yang juga turut hadir sebagai pemateri menjelaskan, ada beberapa tahap dalam membuat sebuah konten sosial media agar menarik perhatian.
“Membuat konten yang baik itu ada sistemnya, terdiri dari tangkap, pilah-pilih, dan kerjakan. Jika ada sebuah ide agar dicatat atau dilist dahulu, sebab tidak semua ide bisa dikerjakan. Dipilah-pilih dengan menyesuaikan kebutuhan followersdan goals yang hendak dicapai, makanya dibutuhkan content planner,” kata Fiqih.
Menurut Fiqih, biasanya konten yang dibuat termasuk jawaban dari sebuah masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari atau mewakili perasaan followers. “Sosial media itu memiliki beragam manfaat sesuai kebutuhan. Salah satunya bisa menjadi inspirasi untuk orang lain yang sedang dalam fase tumbang, untuk memberikan semangat melangkah atau juga bisa menjadi peluang berkarir,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sebagai content creator harus bisa memanfaatkan semua sosial media yang dimiliki untuk mem-branding atau promosi konten yang telah dibuat.
“Untuk pemula yang mau berkarier menjadi content creator, coba saja dulu buat hal apapun itu yang kita sukai. Nantinya konten tersebut bisa kita lihat insight-nya. Misal kita buat konten memasak, kita cek insight-nya seperti apa, kemudian dievaluasi. Hal itu bisa menjawab kebutuhan pasar followers kita di sosial media. Jangan lupa dikerjakan secara konsisten dan aktif melakukan promosi*,*” kata Fiqih.
Selain itu, juga mengundang Content Creator Digital Meirza Syahrul, pemuda asal Depok itu berbagi pengalaman dan beberapa tips, terhadap generasi muda yang ingin berkecimpung di bidang industri kreatif.
“Ada tiga cara yang saya biasa lakukan, yaitu tentukan konsep, peralatan sesuai kebutuhan, dan membuat story telling. Awal-awal pasti mengalami kendala, yang membuat konten kurang dilirik audience. Untuk menarik audience, kita harus memposisikan diri sebagai audience, konten yang dibuat harus spesifik untuk mempermudah branding, selalu melakukan interaksi dengan audience,” ungkap Meirza.
Meirza juga menambahkan, khusus pada konten berupa video sangat perlu memperhatikan proses produksi video dan audio. “Dalam pengeditan harus disesuaikan dengan kebutuhan konten, seperti musik, sound effect, tambahan insert dan sebagainya. Adapun peralatan, kita bisa menggunakan kamera handphone (HP), sekarang kamera HP memiliki lensa dan pengaturan kamera hampir sama DSLR atau mirrorless,” ujarnya.
Untuk mengedit video, menurutnya, juga cukup hanya menggunakan HP untuk membuat sebuah konten video yang cukup berkualitas. Sebab sudah banyak aplikasi edit video di HP yang penting selalu ingat untuk mengatur resolusi saat proses produksi video.
Acara yang diikuti oleh 30 peserta dengan kuota pendaftaran terbatas ini, tidak hanya sebagai wadah bagi generasi muda LDII Jaksel menambah ilmu pengetahuan, serta memahami bagaimana media sosial berperan dalam perkembangan karier bidang industri kreatif, tetapi juga diharapkan mampu melahirkan Content Creator Profesional Religius.
“Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap peserta, kami mengadakan kompetisi membuat konten video yang bisa diunggah pada reels akun media sosial masing-masing. Selain itu, peserta juga kami buatkan grup WhatsApp sebagai media untuk saling berdiskusi dan berbagi pengalaman serta tetap menjaga silahturahim antar para calon Content Creator,” tutup Panitia Penyelenggara Afif Faza. (Eva).