Kediri (13/12). Pembina Penggerak Generasi Penerus (PPG) Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur silaturrohim ke Ponpes Nurul Hakim Kaliawen, Kediri pada Sabtu (7/12). Kegitan tersebut dalam rangka berbagi pengalaman untuk menambah wawasan pengetahuan.
Acara diawali dengan bertanding sepak bola antara tenaga pendidik Ponpes Al Ubaidah dengan Ponpes Nurul Hakim. Selain menjaga kesehatan, juga untuk menjalin kerukunan dan kekompakan sesama tenaga pendidik.
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah mengatakan, LDII menaungi sekitar 200 pondok pesantren (Ponpes) di seluruh Indonesia, “Di antara pondok-pondok pesantren itu, Ponpes Nurul Hakim memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi,” ujarnya.
Salah satu keistimewaannya, pondok pesantren itu membiasakan para santrinya berbicara dalam bahasa Jawa. Tidak hanya dalam komunikasi sehari-hari, tetapi dalam menyampaikan materi Alquran dan Alhadits juga menggunakan bahasa Jawa.
“Membiasakan berbicara dengan bahasa Jawa dapat mengajarkan santri untuk lebih bersikap sopan dan menghargai yang lebih tua. Apalagi santri LDII nanti akan menjadi juru dakwah dan disebar di seluruh penjuru negeri, manfaatnya sangat luar biasa,” jelas Habib Ubaidillah.
Guru Ponpes Nurul Hakim, Radi Suko menceritakan awal mula Ponpes Nurul Hakim menerapkan bahasa Jawa seminggu sekali tepatnya pada hari Sabtu. Kemudian dengan berjalanya waktu, santri sudah mulai terbiasa. Kemudian ditambah menjadi hari Jumat dan Sabtu. Untuk santri yang sama sekali tidak bisa bahasa Jawa cukup membutuhkan waktu tiga bulan untuk bisa komunikasi menggunakan bahasa Jawa dengan lancar.
Lancar barokah ldii
Barokalloh…. akhlaqul Karimah berproses membentuk karakter pribadi
Alhamdulillah .. lancar barokah.