Kediri (7/5). Keluarga Besar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Kediri menggelar halal bihalal Syawal 1445 H. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Ki Hadjar Dewantara, Dinas Pendidikan, Kota Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (3/5).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan dalam sambutannya menyampaikan, halal bihalal juga bertujuan menyinergikan Dinas Pendidikan dengan lembaga pendidikan nonformal. “Tujuan dan komitmen kami adalah memajukan pendidikan diniyah di Kota Kediri,” kata Anang.
Untuk itu, ia berharap komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antara Dinas Pendidikan dan FKDT Kota Kediri lebih ditingkatkan lagi. Hal itu untuk mempermudah dalam mewujudkan program dari pemerintah, termasuk alokasi bantuan dana pendidikan.
Hal tersebut disambut baik oleh Ketua FKDT Kota Kediri KH Melvien Zainul Asyiqin. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi semua pihak mampu mempererat dan memperkokoh silaturahim FKDT dengan instansi terkait, termasuk Kemenag dan Dinas Pendidikan.
“Maka kami perlu dukungan dari para pengasuh, pengurus, dan guru madrasah diniyah se-Kota Kediri agar pengurus FKDT semakin hikmat dalam menjalankan tugasnya, termasuk menghadapi event Pekan Olahraga dan Seni antar Diniyah (Porsadin) tahun ini,” kata Pria yang akrab disapa Gus Iing.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Amien Rejomulyo KH. Agus H. Ahmad Faris Idrisa. Ia mengatakan, halal bihalal merupakan tradisi yang luar biasa. Tujuannya yaitu silaturahim, menjadikan satu lagi.
“Untuk apa? Supoyo iso guyub maneh, iso sinergi, iso sambung sinambung pasedulurane (Supaya bisa akrab, bisa sinergi, bisa terus tersambung persaudaraannya),” ujar Gus Faris, sapaan akrabnya.
Kesetaraan itu tidak lagi yang muda yang harus meminta maaf, atau orang tua yang harus meminta maaf. Akan tetapi siapa yang bersalah maka dia yang harus meminta maaf. Ini penting walaupun hanya sekedar meminta maaf. “Karena di dalam agama kita diajarkan tentang kemanusiaan yang luar biasa, maka kita harus memanusiakan manusia,” ujarnya.
Forum ini menjadi sangat luar biasa, lanjutnya, karena yang hadir dalam acara tersebut berkecimpung di dunia pendidikan. Ia mendorong kepada pengasuh dan guru madrasah diniyah agar mendidik para mudridnya dengan tekun dan tulus, sehingga mereka memiliki kepribadian dan karakter yang luhur dan unggul.
“Paling tidak inilah yang melatarbelakangi terwujudnya satu FKDT yang awalnya sekedar untuk menjaga ukuran, menjaga standar guru-guru madin, sehingga output yang utama adalah urusan karakter agamis, bukan sekedar hafalan maupun pengetahuan semata,” tegas Gus Idris.
Dalam kesempatan itu, Daud Soleh dari Madrasah Diniyah Wali Barokah menghadiri forum tersebut. Terlebih, acara tersebut diadakan dalam suasana Hari Pendidikan Nasional. (Mzda)
Mantap, LDII Yess
LDII Memang Oke