Jakarta (25/05). Pengurus Besar (PB) Persinas ASAD mengadakan Silaturahim Syawal Pencak Silat Indonesia yang mengundang 10 Perguruan Historis dan 5 Perguruan Anggota PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sabtu (21/5) lalu. Acara ini dihelat di Padepokan PB Persinas ASAD, Ponpes Minhajurrosyiddin, Jakarta.
Perhelatan dengan tema “Pencak Silat Pemersatu Bangsa Menuju Generasi Emas Indonesia” itu diawali pembukaan oleh Ketua PB Persinas ASAD Teddy Suratmadji yang mewakili Ketua Umum PB Persinas ASAD Agus Susarso. Pesilat yang juga menjabat sebagai Sekjen Persatuan Silat Antar Bangsa (Persilat) itu menyampaikan, rencana Silaturrohim Syawal ini sudah direncanakan semenjak dua tahun yang lalu. Namun karena pandemi sehingga baru kali ini bisa terlaksana.
“Persinas ASAD tidak pernah menganggap perguruan lain sebagai rival, akan tetapi sebagai sahabat. Diakui PB IPSI, sebelumnya tidak pernah ada silaturahim. Karena tuntunan dan kebijakan dalam Persinas ASAD, maka silaturahim ini menjadi pemrakarsa. Harapannya, pencak silat ini bisa menjadi pemersatu bangsa,” ujarnya.
Menurut Teddy Suratmadji, Persinas ASAD adalah satu-satu satunya perguruan yang ada di 34 provinsi dengan basisnya majelis taklim. Ia juga menjelaskan, perguruan sebagai pabrik pencetak pesilat harus selalu berjalan harmonis bersama organisasi induk Pencak Silat IPSI. Sehingga, bisa mengharumkan nama Bangsa melalui Pencak Silat.
“Terkadang konflik terjadi baik itu antar perguruan, maupun perpecahan internal. Dalam perguruan, ketika pendiri meninggal, penerusnya bisa pecah kongsi hingga ada yang sampai pengadilan. Persinas Asad menjadi pemersatu. Ini terbukti di berbagai daerah. Ketika ada perguruan lain konflik, Persinas ASAD mampu mendamaikan,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IPSI Djayeng Tirto yang memberikan sambutan, juga memberi apresiasi acara ini. Menurutnya, silaturahim ini menjadi momentum yang bersifat nasional yang menyatukan perguruan yang ada di PB IPSI.
“Dengan persatuan ini akan menjadikan erat hubungan silaturahim. kita saling kenal mengenal, tidak terjadi perpecahan dan persaingan, tapi kita selalu mencari eksistensi ke depan yang lebih baik,” ujarnya.
“Saya melihat perkembangan Persinas ASAD cukup bagus sampai nasional. Saya harap Persinas ASAD dan perguruan lain memiliki Juri Internasional. Agar momentum acara internasional, kita memiliki peran. Saya berkenan jika acara ini dilakukan secara bergilir ke depan. Kita ingin menyatukan silat sebagai warisan budaya tak benda UNESCO,” ia menambahkan.
Sementara Itu, Executive Chairman PERSILAT Benny G. Sumarsono menyampaikan, ia bangga terhadap Perguruan Persinas ASAD. Perguruan ini yang paling muda terdaftar di PB IPSI, namun berhasil dalam mengembangkan perguruan sehingga tersebar di 34 provinsi. “Ibaratnya seperti mobil turbo yang melaju dengan pesat,” ujarnya.
Lebih lanjut Benny mengapresiasi Persinas ASAD telah melahirkan banyak pejuang-pejuang yang mengharumkan nama bangsa Indonesia. Ia juga berharap, Persinas ASAD menyiapkan wasit-wasit juri internasional serta turut mensosialisasikan pertandingan yang baru dari Persilat.
“Jangan sampai dengan peraturan pertandingan yang baru malah menjadikan perpecahan bangsa. Saya harap, keberadaan Persinas ASAD ini membantu tugas PERSILAT mengembangkan pencak silat ke seluruh dunia sehingga bisa masuk ke Olimpiade,” ucap Benny.
Di akhir acara, KH Toyyibun memberikan tausiyah agama. Dalam tausiyahnya menyikapi tentang pelaksanaan Sea Games Vietnam yang kali ini Indonesia urutan 5 setelah mengantongi satu medali emas dan dua medali perunggu. “Semua itu merupakan qodarulloh, pasti ada hikmah dari kejadian tersebut,” jelas KH Toyyibun.
Selain itu KH Toyyibun menerangkan bahwa dengan adanya silaturrohim ini sebagai pererat tali persaudaraan, memanjangkan umur serta menambah rizki. Silaturrahim syawal selain mempererat persatuan antar perguruan, juga disuguhkan atraksi seni pencak silat dari PB Persinas ASAD.