Kebiasaan bermain ponsel sebelum tidur sering kali sulit dihindari. Namun, menurut Senior Medical Editor Alodokter, Merry Dame Cristy Pane, kebiasaan ini dapat berdampak buruk pada kualitas tidur serta kesehatan fisik dan mental.
Merry menjelaskan bahwa paparan cahaya biru dari layar ponsel dapat menghambat produksi hormon melatonin yang berperan dalam mengatur siklus tidur. “Saat produksi melatonin terganggu, tubuh akan kesulitan untuk merasa mengantuk, sehingga tidur menjadi lebih larut dan tidak nyenyak,” ujarnya.
Selain itu, kebiasaan ini juga dapat mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. “Jika seseorang terbiasa tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00, tetapi karena bermain ponsel hingga tengah malam tetap harus bangun di jam yang sama, maka tubuh akan mengalami defisit tidur. Ini bisa berakibat pada menurunnya fokus dan produktivitas di pagi hari,” tambahnya.
Merry juga menyoroti risiko gangguan mata akibat penggunaan ponsel yang berlebihan sebelum tidur. Paparan layar dalam waktu lama dapat memicu computer vision syndrome yang ditandai dengan mata lelah, kering, penglihatan kabur, serta sakit kepala. “Bahkan, dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko degenerasi makula yang dapat menyebabkan kebutaan,” katanya.
Tidak hanya itu, bermain ponsel sebelum tidur juga dapat memicu perilaku doomscrolling, yaitu kebiasaan terus-menerus membaca berita buruk yang bisa menimbulkan kecemasan dan stres. “Sering kali tanpa sadar, seseorang terus mencari informasi negatif hingga akhirnya merasa tertekan dan sulit tidur,” jelas Merry.
Untuk menghindari dampak buruk ini, Merry menyarankan untuk tidak menggunakan ponsel setidaknya 1–2 jam sebelum tidur. “Sebagai gantinya, bisa melakukan aktivitas yang lebih menenangkan seperti membaca buku, menulis jurnal, mandi air hangat, atau meditasi untuk meningkatkan kualitas tidur,” ujarnya.
Jika mengalami keluhan akibat kebiasaan bermain ponsel sebelum tidur, Merry merekomendasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. “Kurang tidur bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika kebiasaan ini mulai mengganggu keseharian,” tutupnya.