Malang (24/9). Ketertarikannya terhadap pelajaran sejarah, mengantarkan Husna Hilyatal Untsa atau Hilya meraih medali emas kompetisi “Pekan Olimpiade Siswa Nasional (POSN) 2024”. Kompetisi tersebut diselenggarakan secara online oleh Focus Learning Institute yang bekerja sama dengan Yayasan Al-Mansuriyah pada tanggal 25-26 Mei 2024.
“Alhamdulillah saya bersyukur bisa memenangkan kompetisi dalam bidang sejarah pada POSN 2024 ini, di tengah keterbatasan waktu belajar yang saya miliki,” ungkap siswi kelas 9 SMA International Islamic Boarding School (IIBS) Tahfidz Al Manshurin tersebut.
Hilya mengungkapkan, motivasi, semangat, dan tekad yang kuat, jadi modal untuk terus belajar dan meraih impian. “Jangan pernah takut gagal sebelum mencoba. Kalaupun gagal, dicoba kembali hingga berhasil,” tuturnya.
Terkait pilihannya mendalami pelajaran sejarah, Hilya mengatakan, meskipun banyak yang menganggap sejarah adalah pelajaran yang membosankan, “Namun bagi saya, sejarah pelajaran yang sangat disukai,” imbuhnya.
Melalui sejarah, Hilya memperoleh pola pikir yang lebih luas dalam menyerap segala informasi dari berbagai sumber yang aktual dan terpercaya. “Hal ini membentuk sikap kritis dalam menyikapi sesuatu yang belum pasti kebenarannya,” lanjutnya.
Selain menyukai pelajaran sejarah, warga LDII asal Kertosono tersebut mengungkapkan kegemarannya menulis. “Saat masih SD, saya senang menulis segala sesuatu di buku harian. Ketika beranjak remaja, saya membuka wawasan, dengan mengikuti berbagai perlombaan menulis,” cerita Hilya.
Selanjutnya, berbicara dukungan keluarga, orangtua memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan membimbing. Orangtua Hilya, Supriyanto dan Eny Dwi Utami mengatakan, selalu mendukung dan memotivasi anak-anaknya dalam meraih impian, “Kesempatan tidak datang dua kali, untuk itu kami dukung minat dan bakat anak dalam meraih impiannya,” ujar Supriyanto.
“Selanjutnya, anak-anak kami arahkan untuk tertib beribadah serta selalu mendekatkan diri kepada Allah. Manusia bisa berusaha dan berdoa, hasil akhirnya tetap ditentukan oleh Allah SWT,” ujarnya.
Hal lainnya, Supriyanto memilih menyekolahkan anaknya di boarding school. “Kami pertimbangkan aspek agama, akhlak dan biaya. Kami berharap anak-anak menjadi generasi profesional religius, yang memiliki 29 karakter luhur, sehingga mampu menjadi jariyah kelak di akhirat,” tutupnya.
Ini yg dimaksud jika ingin berhasil dunia dan ahirat , maka fa alaihuma bi ilmi,
Semoga menjadi motivasi bagi warga LDII yg lain, karena belajar itu sepanjang hayat,
Semoga Alloh paring barokah
Alhamdulillah ndhukkk hilyaa…. semoga barokah ilmunya dan kedepannya dpt emas2 yg lain.Aamiin
Aamiin