Setiap manusia pasti ingin mendapatkan kebahagiaan. Namun, terkadang kita dilupakan bahwa itu tidak hanya datang dari materi atau hal-hal semu di dunia. Tanpa memahaminya, kebahagiaan itu hanya menjadi sebuah kefanaan dari tanah yang ditinggali saat ini.
Dalam Oase Hikmah bertajuk ‘Empat Kebahagiaan Umat Muslim’, sebuah hadist yang diriwayatkan Ad-Dailami, menerangkan empat hal yang menjadi kunci untuk memperoleh kebahagiaan yang sejati. Manusia sebagai makhluk sosial selalu mencari kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk itu, sebagai umat Islam dituntun pada banyak cara untuk mencapai kebahagiaan.
“Kebahagian yang hakiki itu manakala seseorang memiliki empat hal, yaitu istri yang salehah, anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang yang baik, dan mata pencahariannya berada dalam negaranya sendiri,” tutur Ustaz Zaini Ahmadi.
Memiliki pasangan hidup yang baik agamanya dan akhlak yang baik, akan menjadi modal penting dalam meraih kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Sebab kebahagiaan dalam hidup terkadang lebih kepada sukacita yang dirasakan dalam hati.
“Istri sholihah kalau diartikan sebagai sosok yang ingat suami, setia, taat, rukun, dan istiqamah. Jika bisa memiliki istri yang demikian akan luar biasa. Sehingga visi misi di dalam kekeluargaan akan baik,” lanjut Zaini yang juga guru di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.
Pun begitupula laki-laki, sebagai suami harus bisa menjadi pendamping yang baik dan dapat menuntun istrinya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Serta mendidik anak-anaknya dengan ketakwaan. Maka dengan upaya bersama, dapat tercipta hubungan keluarga yang harmonis dan penuh berkah.
Bahkan pada hadits yang diriwiyatkan Sunan Ibnu Majah diceritakan tentang seorang laki-laki yang terheran-heran akan tinggi derajat surga yang ia dapatkan. “Kemudian dikatakan kepadanya, itu sebab bacaan istigfar anakmu untuk kamu. Jadi anak-anak yang sholih dan sholihah akan mengangkat derajat kedua orangtuanya di surga,” kata Zaini mengutip hadist dari Sunan Ibnu Majah.
Selain itu, teman bergaul yang saling mengingatkan dalam kebaikan adalah suatu anugerah. Nabi Muhammad SAW pernah memberi petuah kepada umatnya untuk mencari tetangga sebelum rumah. Dalam artian, kita harus dapat mempertimbangkan lingkungan sekitar.
“Ketika kita lupa, kita akan diingatkan. Ketika salah, kita diarahkan ke jalan yang benar. Ketika kita tidak kuat, maka kita di bantu, dan ketika kita tidak tahu, maka dia mau memberi tahu. Itulah teman yang baik,” ucapnya.
Selain itu, seseorang dengan mata pencaharian yang berada dalam negaranya sendiri dikatakan lebih senang, sebab ia bisa lebih mudah menemui keluarganya. Keempat hal itu perlu dilengkapi dengan trilogi dalam meraih suatu tujuan hingga menjadi sebuah investasi.
“Maka dari itu, kita jangan lupa segala sesuatu itu ada upaya, usaha, dan doa, agar kehidupan kita penuh kebahagiaan, kita selaras dengan pasangan kita, bisa memiliki keturunan yang baik di tempat yang baik dengan pekerjaan yang penuh berkah,” pungkas Zaini.