Lampung (27/8). Jadilah mubaligh yang sarjana, dan jadilah sarjana yang mubaligh. Begitulah salah satu nasehat yang sering kali digaungkan para ustaz Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Baitusshodiq, Bandar Lampung, Lampung.
Hasri Aghnia Salsabila, seorang santri PPM Baitusshodiq, berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dengan predikat pujian di Universitas Lampung pada Juli 2022. Tak lama setelah acara wisuda digelar, Hasri pun berangkat ke Ponpes Wali Barokah, Kediri untuk mengikuti tes mubaligh periode Agustus 2022.
Menjalani keseharian sebagai santri sekaligus mahasiswi fakultas kedokteran, tentunya bukan hal yang mudah bagi seorang Hasri. Saat teman sebayanya memilih untuk memfokuskan diri pada satu kegiatan di satu waktu, Hasri tetap memacu dirinya dengan rupa-rupa kegiatan. Ia mampu membagi waktu dan fokus dengan kegiatannya yang beragam. Mulai dari rutinitas mengaji setelah Subuh hingga menyelesaikan tugas kuliahnya sebelum tidur di malam hari.
Dibesarkan dari keluarga yang konsisten menjalankan syariat agama, Hasri tumbuh sebagai remaja yang menautkan hatinya pada agama. Ia bahkan memutuskan ‘mondok’ di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Baitusshodiq kala remaja seusianya lebih menyukai kebebasan. Rupanya, Hasri tidak ingin terjerumus ke dalam pergaulan, yang mengacaukan masa depannya.
Hasri menjelaskan, dirinya menempuh pendidikan formal sekaligus mondok adalah cita-citanya sejak dulu. “Salah satu cara agar bisa membentengi diri dari pergaulan bebas yaitu dengan kuliah sambil mondok, dan hal itu sudah jadi tujuan sejak SMA,” imbuhnya.
Menurutnya, menempuh pendidikan formal itu penting. Tapi keseimbangan dunia dan akhirat lewat mondok itu jauh lebih penting. “Jangan berat sebelah, wawasan yang luas juga harus seimbang dengan iman yang kuat,” jelasnya.
Terbukti, Hasri mampu menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswi dan santri dalam waktu yang hampir bersamaan. Tentu hal ini menjadi angin segar, sekaligus menjadi motivasi bagi para santri PPM Baitusshodiq lain yang memiliki kesamaan dalam kesibukan sehari-hari.
Keberhasilan Hasri turut mematahkan rumor, bahwa jika memutuskan mondok sambil kuliah, maka kewajiban sebagai mahasiswa terbengkalai. Padahal, semua itu kembali pada pilihan masing-masing individu yang menjalani.
Hasri selalu berharap agar kelak ilmu yang dimilikinya bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya, “Alhamdulillah, ini semua semata-mata karena pertolongan Allah. Dalilnya jelas, jika kalian menolong agama Allah, maka Allah juga akan menolong kalian,” yakinnya.
Ia berpesan kepada para santri lainnya, jangan sampai kita lalai di urusan agama karena kesibukan dunia. Bahkan kalau bisa urusan dunia yang berhasil dicapai sampai detik ini, itu kembali digunakan untuk kelancaran menjalankan agama Allah, “Nasehat ini untuk aku juga,” tutupnya. (ayuk/sita).
Alhamdulilah…. subhanallah…semangat terus adinda ku Hasri…mewujudkan dokter mubalighot dan mubalighot dokter…
bagi adinda lainnya di PPMBS RAJABASA ayo segera menyusul …jadi sarjana mubaligh- mubaligh sarjana…
Alhamdulillah, sangat inspiratif. Semoga ilmunya bisa bermanfaat dan barokah.
Teruslah berjuang, pantang menyerah, semangat dan sukses selalu. Bravo
Semoga gelarnya barokah dan bisa manfaat untuk LDII juga. Amiin
Mdh2an jadi almar’atus Sholihah , alim fakih berakhlakul Karimah mandiri sukses aselabar dunia akhirat Aamiiin 🤲