Pernikahan adalah ikatan suci yang menyatukan dua jiwa menjadi satu. Keputusan untuk menikah bukan hanya sekadar mengikuti arus, tetapi langkah besar yang membutuhkan pertimbangan matang. Salah satu aspek penting yang seringkali terlupakan adalah kesamaan pemahaman agama.
Jangan asal menikah, apalagi menikah dengan orang yang tidak memahami agama. Hal tersebut ditegaskan oleh Ustaz Muhammad Thoyibun dalam tayangan Oase Hikmah LDII TV beberapa waktu yang lalu.
Ia menjelaskan Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada umatnya untuk menikah dengan empat hal, Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2) keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari)
Pengasuh Ponpes Budi Utomo, Surakarta tersebut menjelaskan, dengan pemahaman agama yang baik, calon pengantin dapat menyamakan tujuan untuk meraih cita-cita pernikahan yang diidamkan semua pasangan. Cita-cita yang pertama yang dapat diraih adalah, menikah untuk meraih pahala.
“Pernikahan itu ibadah, penuh dengan pahala. Yang kedua, menikah untuk menyempurnakan agama. Dengan menikah, agama jadi sempurna, kenapa demikian? Misalkan salat, pahala salat saat masih bujang dengan yang sudah menikah berbeda, pahalanya lebih besar daripada ketika lajang,” tuturnya.
Ia melanjutkan, cita-cita ketiga yang dapat diraih calon pengantin sebelum menikah adalah mendapatkan ketenangan hati. Karena hatinya senang sudah mendapatkan jodohnya. Ketika melihat lawan jenis, terasa tertarik, tetapi terdapat obat penawar yaitu pasangan yang menjadikan mata seakan terpejam sehingga menenangkan hati.
“Cita-cita keempat yang dapat diraih adalah cita-cita untuk memperjuangkan agamanya Allah. Ketika nanti memiliki keturunan atau anak, maka berharap anak tersebut menjadi jariyah bagi orang tuanya. Dengan didikan yang baik dapat menghasilkan keturunan yang saleh dan salihah sehingga menjadi jariyah untuk orangtua,” ujarnya.
Terakhir, cita-cita untuk menambah jumlah muslim yang ikut berjuang di jalannya Allah. Ketika melahirkan seorang anak dan dididik baik menjadi anak yang saleh dan salihah, dapat memperbanyak orang yang membantu urusan agama Allah, meringankan beban umat muslim. Selain itu, orang tua juga mendapat pahala dari perjuangan anak tersebut dalam memperjuangkan urusan Allah.
“Ketika niat menikah itu sudah tertanam dalam hati, berarti dalam memilih jodoh tidak boleh asal, karena cita-cita mempunyai keturunan saleh dan salihah harus diwujudkan. Keturunan yang saleh dan salihah tentunya dari ibu yang salihah, karena ibu merupakan madarasah pertama mereka. Ini pentingnya tidak boleh asal menikah, tidak boleh asal memilih seorang istri,” tegas ustaz Thoyibun.
Hal yang sama juga berlaku untuk calon pengantin perempuan, jangan asal memilih calon suami yang nantinya akan menjadi ayah bagi keturunannya nanti. Menyamakan tujuan untuk meraih lima cita-cita pernikahan itu sangat penting, ketika tujuannya sama maka Allah akan membarokahkan kehidupan rumah tangga tersebut.
“Allah akan membarokahkan keluarga, ketika melahirkan anak pun anak lahir menjadi anak yang saleh dan salihah serta dalam kehidupan berumah tangga sehari-harinya tidak banyak masalah. Menjadi rumah tangga sakinah mawadah warohmah, dunianya mulia, di akhirat masuk surga, selamat dari neraka, itulah cita-cita setiap orang,” tutupnya. (Nabil)
Alhamdulillah
Allah akan membarokahkan keluarga, ketika melahirkan anak pun anak lahir menjadi anak yang saleh dan salihah serta dalam kehidupan berumah tangga sehari-harinya tidak banyak masalah. Menjadi rumah tangga sakinah mawadah warohmah, dunianya mulia, di akhirat masuk surga, selamat dari neraka, itulah cita-cita setiap orang,
Alhamdulillah…
Mendapatkan pencerahan hari ini..
Semoga barokah