Jakarta (3/2). Laksamana TNI Muhammad Ali diwakili oleh Kepala Dinas Pembinaan Mental (Kadisbintal) TNI AL, Brigjen TNI (Mar) Shandy Muchidin Latief, menghadiri “Tasyakuran Revitalisasi Masjid Baitul Fattah dan Pondok Pesantren Nurul Aini”. Kegiatan tersebut dilenggarakan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Fattah pada Minggu (2/2), bertempat di Ponpes Nurul Aini, Cilandak, Jakarta Selatan, Jakarta.
Brigjen TNI (Mar) Shandy Muchidin Latief menyampaikan, masjid dan pesantren memiliki peran membentuk dan membina masyarakat dalam aspek spiritual, moral dan intelektual. Pembinaan mental spiritual generasi muda melalui pendidikan agama tersebut menjadi salah satu kunci utama keberhasilan visi Indonesia Emas 2045.
“Semakin banyaknya fasilitas pendidikan agama yang berkualitas, dapat mewujudkan bangsa yang lebih beradab, maju dan bermartabat,” harap Shandy.
Shandy menyampaikan, melalui hadirnya Masjid Baitul Fattah dan Ponpes Nurul Aini dapat melahirkan generasi penerus yang berkatakter unggul, berilmu, beriman dan berakhlak mulia serta siap membangun bangsa dan negara.
“Masjid dan Pondok Pesantren dapat menjadi sarana membangun peradaban baik melalui tiga hal yaitu pertama, pengetahuan agama yang baik. Kedua, sebagai tempat berlatih kehidupan. Ketiga, sebagai wadah pembinaan akhlak,” ungkap Shandy.
Sementara itu, Pembina DKM Baitul Fattah KH. Aceng Karimullah bersyukur revitalisasi masjid dan ponpes berjalan baik. “Alhamdulilah hasil revitalisasi masjid dua lantai dan ponpes empat lantai serta rooftop untuk olahraga sudah bisa terlihat. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada jamaah masjid atas kontribusinya dana, tenaga bahkan doa untuk kelancaran revitalisasi masjid dan ponpes ini,” ucap KH Aceng Karimullah.
KH Aceng mengungkapkan, proyek revitalisasi Masjid Baitul Fattah dan Pondok Pesantren Nurul Aini yang dimulai sejak tahun 2020 tersebut, selalu berkordinasi dengan pangkalan marinir.
“Masjid Baitul Fattah pertama kali diresmikan 28 tahun yang lalu. Berjalanya waktu, banyak ruangan yang diperlukan untuk ruang belajar dan ruang pengajian, serta asrama santri,” ungkap KH Aceng.
Hal ini yang melatarbelakangi proyek revitalisasi Masjid Baitul Fattah dan Ponpes Nurul Aini. Ia menekankan program DKM Baitul Fattah yang disebut “Tri Sukses Generus” sebagai media pembangunan SDM unggul menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kalau ingin negeri kita tetap jaya, tidak menjadi negara bangkrut, maka harus membangun generasi penerus yang berakhlakul karimah serta menguasai ilmu dan tekhnologi agar mereka bisa mandiri,” tutup KH Aceng.
Di samping itu, ia menegaskan Ponpes Nurul Aini berkomitmen menjadikan santri ikut andil dalam membangun peradaban. Menurutnya, akhlakul karimah menjadi kunci terbangunnya peradaban tersebut.
“Di samping pelajaran dari Quran dan Hadist kami juga mengajarkan nilai-nilai luhur atau tabiat luhur. Kami ajarkan bahkan sebelum mereka mempelajari Quran dan Hadist,” ungkap Penulis buku Somebody Asked Me itu.
Dengan demikian, lanjutnya, ketika mereka belajar Al Quran dan Hadist sudah mengetahui bagaimana menghadapi guru, menghargai orang yang lebih tua, “Bagaimana bergaul dengan sesama santri, dan bagaimana cara mengagungkan Al Quran, hal itu diajarkan di dalam akhlak,” tegasnya.
Menurutnya, jika ilmu diajarkan lebih dulu dibandingkan akhlak dikhawatirkan mereka menjadi orang pandai tapi tidak punya adab. “Untuk itu, mereka kami bekali akhlak dan diiringi dengan ilmu. Ilmu akhirat berdasarkan Quran dan Hadist sedangkan ilmu dunia berdasarkan passion mereka masing-masing,” tutupnya.