Dengan grogi, Kalus berkata pada pasukannya, “Saya ingin kalian berada di dekat saya! Jika saya terdesak! Seranglah dia untuk melepaskan saya dari amukannya!.”
Setelah Kalus berpikir, lalu berkata, “Ini perkataan orang tidak kesatria yang justru akan mencelakakan diri sendiri. Hai kaumku! Lelaki itu orang kampung yang bahasanya berbeda dengan bahasa saya!.”
Seorang lelaki bernama Jirjis muncul dan berkata, “Saya akan menerjemahkan ucapannya untuk Tuan!.”
Kalus mengajak Jirjis, mendekat pada Khalid. Dan berkata, “Ketahuilah bahwa lelaki ini sangat pemberani. Jika kau nanti yakin dia akan mengalahkan saya; seranglah! Agar hari ini kita bisa melukai dia. Yang bertugas membunuh dia, Azazir! Selanjutnya kita beristirahat dari kesulitan. Percayalah! Kau akan saya angkat sebagai sahabat-karibku!.”
Jirjis berkata, “Terus terang saya tidak pandai berperang. Saya hanya akan membuat dia takut saja.”
Ketika Kalus dan Jirjis telah semakin dekat; Rafi bergerak untuk menyerang mereka berdua. Namun langkahnya berhenti karena dibentak oleh Khalid, “Kamu di situ saja! Saya yang akan menghadapi mereka berdua!.”
Kalus makin takut. Dan perintah pada Jirjis, “Tanyalah ‘siapa kau?!’ Tanyalah apa kemauannya! Buatlah dia takut saya!.”
Jirjis mendekat dan berkata pada Khalid, “Hai saudara Arab! Saya pikir gambaran kalian ketika datang untuk menganiaya kami; bagaikan lelaki yang memiliki kawanan kambing, yang diserahkan pada penggembala yang penakut. Lelaki itu gambaran raja kami, dan tokoh-tokoh kami yang kalian taklukkan itulah gambaran para penggembala yang takut binatang buas. Tiap malam, kambing yang digembala selalu hilang seekor, karena dimakan binatang buas. Karena kambing telah berkurang banyak; si majikan tahu bahwa penyebabnya, penggembalanya yang tidak pandai menghadapi binatang buas. Majikan mengganti penggembala dengan pemuda yang pemberani. Sayang sekali tiap malam, banjir besar melanda; membahayakan bagi keselamatan kambing-kambing gembalaannya. Tiba-tiba binatang buas, datang lagi untuk memangsa kambing. Namun nasib binatang buas itu malang, karena dilumpuhkan dan dibunuh oleh penggembala jagoan tersebut. Mulai sejak itu tak ada lagi binatang buas yang berani mengganggu si penggembala dan binatangnya. Kalian inilah binatang buas yang suka mengganggu tersebut! Hanya sebetulnya kalian ini kaum yang lemah! Makanan dan pakaian kalian kurang mencukupi! Di negri kalian hanya ada makanan rendah seperti gandum dan kurma. Setelah kalian datang kemari; makanan serba lezat; kalian senang! Ketahuilah bahwa raja telah mengutus sejumlah pasukan berkuda yang telah terlatih dalam perang! Kepandaian berperang mereka tak ada yang membandingi! Terutama Beliau yang berada di sisi saya ini! Kau jangan melawan Beliau yang gambarannya seperti penggembala yang keberanian dan kekuatannya luar biasa! Beliau telah perintah agar saya menghadapi kau untuk berembuk dengan baik-baik! Sekarang katakan ‘apa yang kau inginkan?!’. Katakan sebelum Beliau mengamuk!.”
Kalus dan Jirjis memperhatikan Khalid menjawab, “Hai musuh Allah! Demi Allah! Bagi saya; kalian ini hanya seperti kawanan burung yang telah terperangkap! Terbang kekanan terhalang; terbang kekiri terhalang! Yang bisa lepas hanya sedikit! Mengenai penjelasanmu ‘negri kami gersang dan penduduknya kekurangan makan’; memang benar! Hanya sekarang Allah telah memberi kami makanan lezat berupa gandum dan beras yang jenisnya bermacam-macam! Minyak samin! Madu! Allah ridho kami menikmati makanan lezat! Bahkan sebelumnya; ini semua sudah pernah dijanjikan pada kami, melaui nabiNya SAW! Pertanyaan kau ‘tujuan kami apa?’; saya jawab ‘kami akan menawarkan tiga pilihan pada kalian:
Masuklah pada agama kami.
Serahkan pajak untuk kami.
Kita berperang’.
Adapun ucapanmu mengenai lelaki di sampingmu ‘dia penggembala jagoan yang tak tertandingi’. Bagi saya dia justru sangat hina, meskipun dia utusan raja. Saya yang memperkokoh Islam! Saya pahlawan berkuda! Saya Khalid bin Al-Walid sahabat Rasulillah SAW!.”
Jirjis terkejut ketakutan hingga bergetar dan wajahnya memucat. Lalu surut ke belakang dan ditegur oleh Kalus, “Kau ini bagaimana? Tadinya kau sangat mengagumkan bagaikan singa? Sekarang mundur teratur?.”
Jirjis menjawab, “Demi kebenaran Al-Masih! Tadinya saya tidak tahu bahwa dia pahlawan berkuda yang sangat agung itu! Ternyata dia jauh dari yang saya sangka! Dialah pahlawan besar! Pimpinan kaum yang kebrutalannya akan mengacau-balaukan Syam!.”
Kalus perintah, “Hai Jirjis! Perintahlah agar dia mengundurkan perangnya melawan saya, hingga besok pagi!.”
Dengan ketakutan, Kalus mendekati Khalid untuk berkata, “Hai pimpinan kaum! Tuan saya akan pulang dulu untuk bermusyawarah dengan kaumnya.”
Khalid membentak, “Kurang ajar! Kamu akan menipu saya?!.”
Lalu begerak cepat menodongkan tombak ke wajah Jirjis. Mulut Jirjis tidak bisa berbicara, karna takut Khalid. Jirjis bergerak cepat untuk kabur. Kisah Selanjutnya>>
sumber: mulungan.org