Jakarta (13/5). Kasus gagal ginjal akut pada anak-anak, terutama dalam rentang usia 6 bulan hingga 18 tahun, mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir. Dalam menghadapi situasi ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan orang tua untuk tetap tenang namun waspada terhadap gejala yang mungkin muncul pada anak.
Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Yanti Herman, mengatakan, orangtua harus selalu hati-hati dan memantau kesehatan anak-anak kita, “Jika ada keluhan yang mengarah pada gagal ginjal akut, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan tanpa menunda atau mencoba pengobatan sendiri,” katanya.
Dalam upaya pencegahan, orang tua disarankan untuk memastikan anak cukup mengkonsumsi cairan tubuh dengan minum air, “Selain itu, perubahan warna urine, penurunan volume urine, bahkan tidak ada urine sama sekali dalam waktu yang cukup lama, menjadi tanda-tanda yang harus diperhatikan,” ujar Yanti
Medical Editor Alodokter Sienny Agustin, menjelaskan bahwa gagal ginjal akut pada anak menjadi perhatian karena risiko perburukannya yang cepat jika tidak segera ditangani. “Deteksi dan penanganan dini sangat penting dalam menghadapi kondisi ini,” ujarnya.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, antara lain penurunan frekuensi buang air kecil, pembengkakan pada tubuh, demam, nyeri perut, sesak napas, kelelahan, dan gangguan irama jantung. Anak yang mengalami gejala tersebut biasanya memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Pesan terpenting yang disampaikan kepada orang tua adalah untuk tidak menunda jika anak mengalami gejala yang mencurigakan. “Pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius, bahkan berujung pada transplantasi ginjal,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan, Dien Kalbu Ady memberikan klarifikasi tentang viralnya twit mengenai konsumsi minuman serbuk saset yang dapat menyebabkan kebutuhan cuci darah. Menurutnya, mengonsumsi minuman serbuk saset secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
“Bahkan, bagi pasien yang telah menderita gagal ginjal, prosedur cuci darah menjadi keharusan. Bahaya dari konsumsi minuman serbuk saset ini berlaku untuk berbagai jenis, termasuk minuman serbuk dengan beragam kandungan seperti kafein, taurin, ekstrak ginseng, dan gula berlebih,” tuturnya.
Dien menjelaskan bahwa asupan gula yang tinggi dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal kronis dan memerlukan cuci darah. Untuk mencegah dampak negatif tersebut, ia menyarankan untuk menghindari konsumsi berlebihan minuman serbuk kemasan dan meningkatkan konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi.
Dokter ahli penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir, menambahkan bahwa setiap jenis minuman serbuk saset memiliki kandungan yang berbeda-beda, “Kandungan zat dalam minuman serbuk saset dapat berdampak pada kesehatan seseorang jika dikonsumsi secara berlebihan,” tambahnya.
Ia menganjurkan untuk konsumsi gula harian adalah sekitar 30 gram, sehingga jika minuman serbuk mengandung 10 gram gula, sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 2 saset dalam sehari. “Jika seseorang mengkonsumsi melebihi batas yang disarankan, risiko penyakit yang beragam dapat meningkat, termasuk kerusakan ginjal yang serius seperti gagal ginjal,” pungkasnya. (FWI/LINES)