Karawang (23/10). Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Karawang bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan DPD LDII Kabupaten Karawang meluncurkan program edukasi memerangi stigma dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya HIV-AIDS di kalangan generasi muda. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (21/10), di Pondok Pesantren Budi Mulia, Telukjambe, Karawang, Jawa Barat.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 tercatat 38.418 kasus HIV-AIDS di Kabupaten Karawang. Angka ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV-AIDS masih menjadi isu kesehatan yang serius, dan perlu penanganan yang lebih intensif. Muncuk kekhawatiran generasi muda menjadi kelompok yang paling rentan terinfeksi virus HIV, baik melalui perilaku berisiko maupun ketidaktahuan mereka tentang cara pencegahannya.
Dalam sambutannya, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Karawang, Dadang Hamidi menyampaikan program ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam mewujudkan target Kabupaten Karawang untuk mencapai “3 Zero” pada tahun 2030, “Yakni zero new HIV infections, zero discrimination, dan zero AIDS-related deaths,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengungkapkan pemerintah melalui berbagai instansi terkait, termasuk Kemenag, KPA, dan organisasi masyarakat seperti LDII, terus berupaya memberikan edukasi yang luas kepada masyarakat untuk menekan angka penularan HIV dan AIDS, “Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, masyarakat khususnya generasi muda dapat lebih sadar dan lebih tahu bagaimana cara mencegah penularan HIV serta memahami risiko-risiko yang ada,” ujarnya dalam acara peluncuran program tersebut.
Sebagai upaya pemerintah dalam menanggulangi HIV-AIDS, Pemda Kabupaten Karawang juga menargetkan angka penularan HIV-AIDS bisa ditekan secara signifikan pada tahun 2030, “Dengan kerja sama antara pemerintah, organisasi masyarakat, serta lembaga-lembaga terkait, diharapkan Karawang dapat menjadi daerah yang bebas dari penularan HIV-AIDS, bebas dari diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA), dan bebas dari kematian yang disebabkan oleh AIDS ,” tekan Dadang Hamidi.
Sementara itu, Ketua KPA Yana Aryana mengungkapkan edukasi mengenai HIV-AIDS bagi generasi muda menjadi sangat penting, mengingat mereka adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi, “Faktor ketidaktahuan, kurangnya informasi yang benar, serta pengaruh lingkungan sekitar seringkali membuat mereka terjebak dalam perilaku berisiko,” tanggap Yana.
Untuk itu, program edukasi ini difokuskan untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai HIV-AIDS kepada remaja dan masyarakat umum, “Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga perilaku hidup sehat. Dan menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV, seperti seks bebas, penggunaan narkoba suntik, dan lainnya,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu Ketua Pimpinan Pondok Pesantren Sumber Barokah Karawang, KH. Mustaghfirin berharap melalui pendekatan yang berbasis pada pendidikan agama dan sosial, generasi muda bisa memahami bahwa HIV-AIDS bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan perhatian serius.
“Diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya pencegahan dan perawatan terkait HIV-AIDS. Tokoh agama diharapkan juga dapat berperan dalam mengurangi stigma negatif terhadap ODHA dan mendorong masyarakat untuk saling mendukung,” paparnya.
Program ini juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya pencegahan lewat penggunaan kondom, tes HIV secara berkala, serta kesadaran untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap pengidap HIV-AIDS. Program ini diharapkan dapat mengurangi stigma sosial terhadap ODHA yang masih sering terjadi di masyarakat, serta memberikan dukungan kepada mereka agar dapat hidup dengan lebih baik dan tidak terdiskriminasi.
“Diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya pencegahan dan perawatan terkait HIV-AIDS. Tokoh agama diharapkan juga dapat berperan dalam mengurangi stigma negatif terhadap ODHA dan mendorong masyarakat untuk saling mendukung,” tutup Mustagfirin. (Manisha/ FU/ LINES)