Laras begitu ia dipanggil. Ia berharap bakal bekerja menjadi seorang akuntan sebagaimana cita-citanya saat kuliah di fakultas ekonomi. Namun, usai mengikuti pelatihan jurnalistik LDII Network News (LINES) pada 2018, ia memutuskan melamar kerja di Tribunnews, anak perusahaan Kelompok Kompas Gramedia (KKG).
Bekerja di salah satu media online terbesar di Indonesia itu, ia ditempatkan di desk internasional. Laras acapkali memberitakan politik luar negeri Indonesia. Ketekunannya dalam memberitakan kegiatan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), sejak September 2019 membuatnya diganjar Adam Malik Award (AMA).
Penghargaan tersebut merupakan apresiasi dari Kemenlu kepada para wartawan nasional, yang dinilai berkontribusi dalam komunikasi kebijakan diplomasi dan politik luar negeri kepada publik.
Laras dianggap telah membantu publikasi isu yang berhubungan dengan Kemenlu dan perwakilan luar negeri, terkait kerja sama bilateral masing-masing negara pada 2022. “Jam terbang sebetulnya belum cukup untuk dapat penghargaan itu. Bahkan para senior ada yang belum pernah mendapatkan penghargaan sama sekali, karena itu saya bersyukur bisa diberi kesempatan,” ujarnya.
Ia menyebut, untuk mendapat penghargaan itu, seorang wartawan akan dinilai langsung tim dari Kemenlu dengan mengikutsertakan beberapa pakar seperti; pakar jurnalistik dan penulisan berita, Dewan Pers, dan pakar-pakar lainnya dari universitas ternama.
“Para pakar itu menilai aspek publikasi pencapaian Kemenlu atau perwakilan RI dari luar negeri. Karena sebenarnya isu-isu yang terkait di luar negeri itu sangatlah krusial di kalangan masyarakat. Sehingga perlu penyampaian yang lebih ringan dan mudah dipahami agar masyarakat tidak salah persepsi,” ucap Laras.
Bercerita tentang kemampuan menulisnya, sejak kecil ia gemar menulis cerita-cerita karangan. ia pun konsisten dengan hobinya hingga dewasa. Setelah lulus kuliah, warga LDII yang sempat mengenyam pendidikan umum dan santri di Pondok Gadingmangu itu, pernah mengikuti seleksi untuk bekerja sebagai akuntan, namun gagal.
Tak menyerah, ia menekuni hobi menulisnya sembari mengikuti pelatihan jurnalistik yang diadakan Departemen Komunikasi Informasi Media (KIM) DPP LDII dan LINES pada 2018 silam. Setelah coba melamar ke berbagai media pascapelatihan, ia diterima Tribunnews untuk mengawali karier jurnalistik. Setelah merasa cukup bekerja di Tribunews, ia kini bekerja di Rakyat Merdeka.
Setelah tujuh tahun pelatihan itu, kini Laras menjadi pemateri dan pembicara di Pelatihan Jurnalistik Batch 6, 2024. Di hadapan peserta, Laras membagikan motivasi bagi generasi muda yang ingin menggapai tujuannya.
“Menjalankan sesuatu secara ambisius boleh tapi jangan berlebihan, karena bisa membuat lupa dengan Tuhan yang merancang takdir setiap manusia. Sebelum berekspetasi tinggi perlu diingat bahwa manusia punya takdir, agar ekspektasi itu turun,” ucapnya. (Ismi Agung Auli Saputro)
lancar barokah kak laras.
ajkk tulisannya mbak ismi
Salah satu bukti kontribusi warga LDII yang mendunia…
Semoga barokah
Hebat laras… semoga sukses
one proof that LDII is indeed global
Is very good LDII