Surakarta (12/10). DPD LDII Surakarta menekankan pentingnya menjaga kerukunan umat beragama. Hal tersebut disampaikan kepada calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta. Harapan ini disampaikan oleh Ketua LDII Surakarta, Muhammad Zain, setelah menerima kunjungan calon Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, di Kantor DPD LDII Surakarta, pada Kamis (3/10) malam.
Zain menitikberatkan beberapa pesan kepada calon pemimpin Surakarta, salah satunya adalah tetap menjaga kerukunan umat beragama. Ia menegaskan bahwa Surakarta, sebagai kota dengan keberagaman yang tinggi.
“Kami memerlukan upaya serius pemerintah dalam menjaga harmoni antarumat beragama sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai Pancasila, terutama semboyan Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, LDII Surakarta juga menggarisbawahi pentingnya penguatan pendidikan karakter dan budi pekerti di sekolah-sekolah. Menurut Zain, peningkatan muatan lokal terkait pendidikan karakter adalah langkah krusial dalam menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Penguatan pendidikan karakter dan budi pekerti tidak bisa ditunda lagi, karena generasi muda yang akan menjadi pilar bangsa pada 2045,” imbuhnya.
Zain juga mengusulkan agar calon pemimpin Surakarta memperhatikan revitalisasi pasar dan mendukung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Ia percaya bahwa ekonomi yang berkembang berkontribusi terhadap kerukunan dan kesejahteraan warga Surakarta.
Calon Walik Kota Surakarta, Teguh Prakosa menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari LDII Surakarta. Ia menghargai peran LDII dalam menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta, khususnya di bidang sosial dan pendidikan.
“LDII Surakarta merupakan salah satu organisasi keagamaan yang besar di Surakarta. Mereka telah bekerja sama luar biasa dengan Pemkot, terutama di lapangan. Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut,” ungkap Teguh.
Prakosa juga menyoroti model pendidikan yang diterapkan oleh LDII, yang menggabungkan ilmu pengetahuan umum dengan penguatan karakter dan budi pekerti. Menurutnya, model ini dapat menjadi contoh bagi sistem pendidikan di Surakarta ke depannya.
“Semoga semua organisasi keagamaan di Surakarta bisa saling menghargai dan menjaga kerukunan,” harapnya.