Gresik (5/1). DPD LDII Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menggelar rapat konsolidasi. Kegiatan tersebut dihelat pada Minggu (24/12) dan dihadiri para pengurus DPD LDII dan juga Persinas ASAD dan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri Kabupaten Gresik.
Menurut Ketua DPD LDII Kabupaten Gresik, KH Abdul Muis, tujuan pertemuan tersebut, untuk memperkuat hubungan antar organisasi dalam mengisi pembangunan. Menurutnya, seiring dengan pesatnya era digitalisasi, muncul istilah _narrative war_ atau perang narasi. Perang tersebut berlangsung sedemikian hebat, tak mengenal siapa kawan dan siapa lawan. “Perang narasi sedemikian masif terjadi di media sosial. Narasi yang dilontarkan ditelan begitu saja. Telaah dan verifikasi tidak lagi menjadi pegangan. Era sekarang adalah era dimana informasi hoax bertebaran,” ujar Muis.
Mereka yang menguasai informasi, bakal memenangkan perang narasi. Lebih lanjut Abdul Muis menjelaskan bahwa algoritma media sosial tidak mengidentifikasi sebuah konten itu hoax atau tidak. Filterisasi diserahkan pada publik. Mereka yang lemah dalam literasi akan mudah ditelan narasi negatif dan hoax.
“Warga LDII adalah kader-kader intelektual terbaik untuk bisa menjadi agen perubahan dalam bermedia sosial yang positif (positive sosial media change agent),” ungkapnya.
Untuk itu, sambungnya, warga LDII harus dibekali ilmu-ilmu agama serta teladan dari para kyai dan guru. Mereka berfungsi menjadi filter informasi baik dan buruk saat menerjunkan diri dalam bermedia sosial.
“Norma sosial dan ilmu kebajikan melekat dalam keseharian mereka (warga). Inilah kekuatan yang bisa menjadi panglima dalam menghadapi narrative war atau perang narasi di media sosial,” ujarnya.
Ia berharap, kedepan warga LDII terutama di kalangan generasi muda atau generasi penerus harus memiliki bekal ilmu jurnalistik, ilmu membuat narasi yang baik, yang setiap kata memiliki makna yang bisa mempengaruhi publik.
Secara literasi, santri sudah terbiasa berhadapan dengan tumpukan kitab, hanya saja untuk menyebarkan ilmu itu dibutuhkan kemampuan merangkai tulisan menjadi sebuah narasi.
“Dengan berbekal ngaji jurnalistik, Generus kita dapat menangkal isu-isu miring yang menyerang kita, atau bahkan bukan hanya Generus saja yang di bekali itu, namun, semua warga yang berusia produktif,” sambung Muis.
Momen ditutup oleh Dewan Penasehat DPD LDII Kabupaten Gresik, KH Abu Said. Ia mengatakan bahwa diperlukan kolaborasi dan sinergi ini sangat bagus dan memberikan dampak luas.
Sangat setuju, Bpk dengan berbekal ngaji jurnalistik generus kita dapat menangkal isu isu negatif miring, mantab, 💪
Ngaji jurnalistik…….
Ide yang snagat cemerlang untuk membuka wawasan
Mantab saran-sarannya. Warga negara yang baik harus bisa memilah, memilih berita yang bermanfaat. Bisa berkomentar yang sejuk, bisa memberikan saran/masukan/kritik yang membangun dengan santun. Tidak menghujat, memaki, mencela.