Nabire (11/9). Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Nabire menyelenggarakan pembinaan Kampung Kerukunan, Selasa (7/9) lalu, bertempat di Kampung Bumi Raya, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire.
Ketua FKUB Nabire Pdt. Junus Mbaubedari, S.Th., saat itu menjelaskan bahwa di Distrik Nabire Barat, terdapat beragam pemeluk agama, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, sehingga dijadikan pilot project Kampung Kerukunan. “Kampung Bumi Raya dan sekitarnya harus tetap berkomitmen menjaga dan memelihara kerukunan sampai kapanpun,” ujarnya.
Pembinaan Kampung Sadar Kerukunan diikuti perwakilan dari semua agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh adat, dan semua unsur yang mendukung terciptanya Kampung Sadar Kerukunan.
Kapolres Nabire AKBP. I Ketut Suarnaya, S.I.K., menyampaikan materi bahaya intoleransi dan radikalisme. Ia berpresan, Kampung Bumiraya harus bersyukur ditetapkan sebagai percontohan kampung sadar kerukunan. “Semua komponen di Kampung Bumiraya dan sekitar harus tetap menjaga dan memelihara kerukunan yang selama ini sudah sangat bagus,” harapnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Nabire Yafet Iyai, S.Th menyampaikan materi tentang Regulasi Kerukunan Umat Beragama. Ia mengatakan Kementerian Agama selalu berupaya untuk mencegah terjadinya konflik SARA dengan membuat regulasi. “Tatanan hukum yang mengatur kehidupan beragama agar tetap rukun damai dalam menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinannya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Distrik Nabire Barat M. Arif Subhan, S.TP., mengajak warga Distrik Nabire Barat untuk selalu membangun komunikasi yang baik antar umat beragama sehingga bila ada hal yang menyebabkan ketidakrukunan di antara pemeluk agama dapat diatasi sedini mungkin.
Ketua LDII Kabupaten Nabire yang juga Sekretaris MUI Nabire dan Wakil Ketua II FKUB Nabire H. Nuryadi, S.Pd.,M.Pd., menyampaikan materi tentang kerukunan dari sudut pandang agama Islam.
“Konsep kerukunan dalam Islam sudah diatur dalam Alquran dan Alhadist sebagai pedoman umat Islam dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dan hidup dalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Nuryadi mengungkapkan, apabila semua pemeluk agama dapat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran kitab suci masing-masing dengan sungguh-sungguh, maka akan terhindar dari segala perbuatan yang menyebabkan ketidak rukunan dalam semua sendi kehidupan.
“Orang yang paling bahagia adalah bila dalam hidup rumah tangga selalu rukun, mempunyai tetangga yang rukun, mempunyai lingkungan masyarakat yang selalu rukun dan hidup di suatu negara yang rukun,” jelasnya.
Smoga provinsi yg lain bisa tetap juga terjslin kerukunan umat ber agama
Alhamdulillaah semoga semakin lancar, sukses dan barokah.