Tanah Laut (8/8). Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah di depan mata. Terdapat 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota yang mengikuti Pilkada tersebut. Para bakal calon gubernur maupun bakal calon bupati/walikota pun mulai bermunculan di baliho dan poster maupun berbagai iklan promosi di media sosial. Termasuk di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Meskipun baru ada satu pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati, namun tidak menutup kemungkinan ada bakal calon lainnya yang akan bertanding pada kontestasi demokrasi di Bumi Tuntung Pandang.
Jika dilihat komposisi pemilih secara nasional, maka jumlah pemilih terbesar justru berasal dari generasi Z dan generasi milenial. Sebanyak 22,85 persen adalah pemilih dari generasi Z dan 33,60 persen pemilih dari generasi milenial. Maka total 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih adalah generasi Z dan generasi milenial. Generasi Z adalah kelahiran 1997-2012 sedangkan generasi milenial adalah kelahiran 1981-1996.
Dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Algoritma Research & Consulting di Banjarmasin pada 4 Agustus lalu, Anton Kuswoyo menyampaikan pentingnya edukasi politik kepada generasi Z dan generasi milenial. Edukasi ini untuk menggugah kesadaran menggunakan hak pilih secara benar.
“Generasi Z dan generasi milenial perlu ikut andil dalam pesta demokrasi. Maksudnya perlu menggunakan hak pilihnya dalam pilkada mendatang. Hal ini karena jumlah suara mereka adalah yang terbanyak diantara semua pemilih. Secara nasional sebanyak 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih”, ungkap Anton yang merupakan Ketua DPD LDII Tanah Laut.
“Maka agar mau menggunakan hak pilihnya, perlu edukasi tentang politik kepada mereka. Hal ini agar mereka tidak alergi terhadap politik”, lanjut Anton.
Anton juga menambahkan, jika generasi muda alergi terhadap politik, maka dampaknya akan berbahahaya bagi demokrasi di Indonesia. “Jika generasi muda alergi politik, dampaknya tidak ada generasi penerus yang meneruskan pemerintahan mendatang. Tidak ada yan minat jadi anggota dewan maupun kepala daerah. Hal ini justru jangan sampai terjadi”.
Hal ini yang terjadi di Kabupaten Tanah Laut. Sampai hari ini baru ada satu pasangan bakal calon bupati/wakil bupati yang secara resmi mendeklarasikan diri. Sementara belum ada bakal calon lainnya yang muncul. Termasuk belum ada perwakilan generasi milenial yang muncul baik secara survei maupun secara riil di lapangan.
Situasi demikian membuat Algoritma Research & Consulting pun melakukan survei dan diskusi publik. Menghadirkan tiga narasumber yaitu Direktur Riset Algoritma, Fajar Nursahid; Akademisi Universitas Lambung Mangkurat, Najery AL Syahrin; dan Akademisi Politeknik Negeri Tanah Laut sekaligus Ketua DPD LDII Tanah Laut, Anton Kuswoyo.
Diskusi publik diikuti oleh awak media dari berbagai media cetak maupun media online di Kalimantan Selatan. Anton berharap generasi muda tidak alergi terhadap politik. Sebaliknya justru masyarakat dan bangsa ini mengharapkan partisipasi generasi muda untuk turut serta menciptakan politik di Indonesia yang benar, jujur, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara. (Kus).
Bersatu kita teguh, merdeka
Mantap…
Terus dan semangat memberi edukasi ke generasi Z agar lebih faham/mengerti dan lebih selektif dalam memilih calon2nya