Jakarta (15/6). Bulan Ramadan sangat erat dengan ajang silaturahim. Bagi masyarakat Indonesia khususnya, acara buka puasa bersama merupakan ajang untuk bersilaturahim. Tidak hanya rakyat biasa, para elit bangsa bahkan negarawan juga kerap mengadakan acara buka puasa bersama.
Buka puasa bersama juga dihelat Zulkifli Hasan Ketua MPR dengan mengundang para tokoh pemerintahan, duta besar, dan ormas-ormas. Bertempat di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan di Jl Widya Chandra, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu Abdullah Syam Ketua Umum DPP LDII hadir lebih awal, untuk menjalin silaturahim dengan para tokoh nasional.
Dalam acara buka puasa itu juga hadir Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Majelis Permusyaratan Partai PAN Soetrisno Bachir.
Sedangkan para menteri yang hadir di antaranya Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiati, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badrodin Haiti.
Sementara tokoh yang ditunggu-tunggu para tamu dan tuan rumah, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba pada pukul 17.11 WIB. Kedatangan presiden selanjutnya disusul oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla datang sekitar pukul 17.30 WIB hampir bersamaan dengan datangnya Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Aburizal Bakri.
Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengatakan Ramadan merupakan bulan yang baik untuk melakukan perbaikan bagi bangsa dan negara. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang besar tidak hanya luas wilayah dan jumlah penduduknya, namun sejarah dan kebudayaan. Ia menekankan bahwa Indonesia dengan sejarah panjang yang penuh kegemilangan, harus percaya diri dan semangat menatap masa depan.
“Kita adalah bangsa pejuang, pemenang sejarah, selalu memiliki sisi akarnya kebudayaan dalam perjalanan sejarah, dimana para pendahulu kita telah memberi panduan dan pegangan. Itulah nilai-nilai, norma-norma adat istiadat yang kita sebut sekarang sebagai lokal wisdom,” kata Zulkifli.
Zukifli memaparkan, sejarah dan kebudayaan akan saling menguatkan sebagai bangsa yang besar. Maka agar bangsa majemuk bisa melangkah ke depan, semua pihak harus bisa saling menjaga, saling menghormati, menghargai perbedaan, saling menguatkan, toleran, dan tidak saling melemahkan.
Ditambahkan oleh Abdullah Syam, bulan puasa merupakan bulan yang tepat untuk intropeksi terhadap kegaduhan politik yang terjadi. Ia menyayangkan terhadap peristiwa politik di mana beberapa partai politik terbelah, intrik kekuasaan, bahkan perseteruan mantan kader politik terhadap partai tempatnya bernaung.
“Kegaduhan politik yang ditayangkan media tidak baik untuk perkembangan masyarakat dan generasi penerus. Jika ini terus terjadi, masyarakat akan semakin lelah dan jenuh. Maka dibulan yang penuh Rahmat ini, ada baiknya kita intropeksi dan menahan diri dari hawa nafsu,” ujarnya.
Pada pertemuan itu juga Abdullah Syam menyampaikan kepada beberapa tokoh yang hadir, bahwa dalam waktu dekat LDII akan mengadakan Munas dan meminta mereka untuk hadir sebagai tamu undangan maupun pembicara. (Nurdiyanto Khoirurrohman/LINES)