Jakarta (23/12). Sebagai lembaga dakwah, LDII tidak hanya berkutat pada penyebaran ajaran Islam. Namun juga membangun peradaban sipil, agar Islam menjadi rahmatan lil alamin. Dakwah bil haal LDII makin kokoh dengan penambahan tiga warga LDII yang menjadi guru besar di bidang keilmuan masing-masing.
“Kami bersyukur, tiga warga kami meraih jabatan akademik tertinggi, profesor di Universitas 11 Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Hasanuddin Makassar, kepakaran mereka sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia dan sebagai bagian sumbangsih LDII untuk bangsa,” tutur Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso.
Tiga guru besar dari warga LDII itu adalah Prof. Dr. Drs. Sutrima, M.Si, dalam Bidang Ilmu Kepan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas 11 Maret (UNS), Prof. Dr. dr. Siti Maisuri Tadjuddin Chalid, Sp.OG., SubSp. KFm., Bidang Fetomaternal, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Prof. Ir. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D, dalam Bidang Ilmu Kepakaran Konstruksi Jalan Pada Fakultas Teknik Universitas 11 Maret (UNS).
Menurut KH Chriswanto, bagi LDII kader-kader dakwah tidak hanya dicetak melalui pondok-pondok pesantren dan majelis taklim, namun juga di kampus-kampus. Generasi Maisuri Tadjuddin Chalid dkk, mereka dulunya adalah sekelompok mahasiswa yang meramaikan masjid yang memiliki kos-kosan untuk mahasiswa. Kemudian menjadi cikal-bakal Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) yang saat ini menjamur di berbagai kota di Indonesia. “Dari PPM tersebut lahirnya istilah sarjana yang mubaligh dan mubaligh yang sarjana,” tuturnya.
Namun, yang terpenting dengan kehadiran para guru besar, LDII mampu berdakwah lebih luas dalam berbagai disiplin ilmu, “Esensi dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dengan ilmu agama yang jadi fondasi moral profesionalisme kita, maka membangun kesejahteraan umat menjadi lebih mudah,” paparnya.
Tiga guru besar itu, menurut KH Chriswanto akan melengkapi para pakar LDII yang terdiri dari para akademisi dan praktisi, “Mereka ada di Dewan Pakar LDII, di mana DPP LDII meminta masukan terkait program kerja,” imbuh KH Chriswanto.
Sementara itu, Guru Besar Agrikultur Institut Pertanian Bogor yang juga Ketua DPP LDII, Sudarsono mengapresiasi perjuangan tiga warga LDII hingga meraih gelar profesor, “Ini adalah sebuah pencapaian besar yang patut disyukuri dan dirayakan. Keberhasilan ini sekaligus membuktikan bahwa warga LDII mampu menunjukkan kompetensi dan profesionalitasnya di dunia akademik,” ungkap Sudarsono, yang meraih gelar profesor pada 2004.
Menurutnya, pencapaian ini mencerminkan hasil kerja keras individu yang bersangkutan sekaligus kontribusi LDII dalam membina warganya menjadi SDM unggul. Filosofi organisasi “Bener – Kurup – Janji” yang menekankan integritas, profesionalitas, dan janji untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat menjadi landasan keberhasilan para Guru Besar ini.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pembinaan LDII dalam membangun SDM profesional religius telah membuahkan hasil. Meski semuanya tidak lepas dari qadarullah, kerja keras, dan usaha individu, LDII juga memiliki peran penting dalam mendukung warganya untuk menjadi teladan di lingkungan perguruan tinggi,” ujarnya.
Sebagai sesama dosen, Sudarsono menegaskan komitmen LDII mendorong pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, “Kami mendorong para dosen LDII untuk terus aktif dalam penelitian dan pengabdian masyarakat agar dapat mencapai target karier akademik yang lebih tinggi,” tambahnya.
Sudarsono menekankan pencapaian gelar guru besar bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Ia berharap para Guru Besar dari LDII dapat menjadi role model bagi dosen muda dan terus memberikan kontribusi positif, baik di lingkungan akademik maupun masyarakat.
“Setelah mencapai jabatan tertinggi ini, mereka diharapkan tetap aktif menjalankan fungsinya sebagai guru besar, memberikan pemikiran-pemikiran baru, dan menjaga produktivitas. Selain itu, sebagai warga LDII, mereka juga harus mampu menunjukkan peran positif yang memperkuat nama baik organisasi,” jelasnya.
Sudarsono mengatakan, dengan pembinaan yang berkesinambungan, LDII berharap semakin banyak warganya yang berkontribusi di dunia pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. “Hal ini menjadi salah satu wujud nyata dari cita-cita kami untuk menciptakan SDM profesional religius yang berkontribusi bagi bangsa dan negara,” tutup Sudarsono.
Semoga bermanfaat untuk kemajuan umat, bangsa dan negara.