Wanita saleh adalah simpanan kekayaan paling berharga bagi suami. Dialah wanita yang berpengaruh sehingga anak dan suami menjadi orang hebat. Perhatikanlah! Setiap ada lelaki hebat selalu ada di sisinya wanita hebat yang berpengaruh dalam kehidupannya. Dan orang hebat seperti Nabi SAW, Maryam, Bukhari, dan lainnya, juga merupakan anak dari wanita hebat.
Namun, menjadi wanita yang saleh penuh dengan cobaan, baik itu datang dari diri sendiri, suami, anak, dan lain-lain. Pada zaman Nabi SAW, ada wanita saleh bernama Khaulah binti Tsalabah yang dianiaya oleh suaminya, Aus bin Asshamit, sehingga melaporkan penganiayaan tersebut pada nabi SAW dan pada Allah Taala.
“Sungguh Allah telah mendengar wanita yang melaporkan padamu mengenai suaminya, dan mengadukan pada Allah. Allah mendengar perbincangan kalian berdua. Sungguh Allah Maha Mendengar, Maha Melihat,” Allah mendengarkan laporannya dan berfirman.
Tentu saja Firman itu membuat para sahabat kagum pada Khaulah, adik ipar sahabat dekat Nabi SAW, Ubadah bin Asshamit. Di bawah ini beberapa kekaguman mereka pada Khaulah.
Pertama, Umar bersama rombongan pernah naik himar, bertemu Khaulah. Khaulah minta agar Umar berhenti untuk mendengar nasehatnya dalam waktu cukup lama.
“Hai Umar, ketika kau masih kecil panggilanmu ‘Umar Kecil’. Setelah dewasa dipanggil ‘Umar’. Setelah dibaiat dipanggil ‘Amirul Mukminiin’. Kini bertaqwalah pada Allah ya Umar! Orang yang yakin akan mati, pasti rajin beribadah. Orang yang tahu bahwa amalannya akan dihisab, pasti takut disiksa,” demikian perkataan Khaulah.
Umar RA berhenti lama untuk mendengarkan nasehatnya.
Sahabat pun bertanya, “Ya Amirul Mukminiin, tuan mau berhenti lama hanya untuk mendengarkan wanita tua ini?”
Mereka mendengarkan dan heran pada jawaban Umar RA, “Demi Allah! Kalau dia menahan saya mulai pagi hingga sore untuk mendengar nasehatnya, pasti saya akan berhenti dan mendengarkan terus. Saya akan pergi hanya untuk shalat wajib. Tak tahukah kalian, siapa wanita tua ini? Dialah Khaulah binti Tsalabah yang ucapannya didengarkan oleh Allah. Kalau Tuhan seluruh alam saja mendengarkan ucapan dia, bagaimana bisa Umar tidak mau mendengarkannya?”
Kekaguman kedua pada Khaulah datang dari Aisyah RA, istri nabi SAW. Dia berkisah, “Maha Barakah zat yang Pendengaran-Nya menangkap segala sesuatu. Sungguh saya mendengar sebagian ucapan Khaulah binti Tsalabah, dan tidak mampu mendengar sebagian. Saat itu dia melaporkan suaminya pada Rasulallah SAW: Ya Rasulallah, dia telah menghabiskan masa mudaku. Rahim saya telah melahirkan anak-anaknya. Setelah saya tua dan tidak melahirkan lagi, dia justru menzhihar saya.”
Khaulah pun berdoa pada Allah, “Ya Allah, saya laporan pada-Mu…”
Dia berdoa demikian terus hingga Jibril AS menurunkan Ayat Al Mujadalah “Sungguh Allah telah mendengar wanita yang melaporkan padamu mengenai suaminya, dan melaporkan pada Allah. Allah mendengar perbincangan kalian berdua. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Kesimpulan dari cerita di atas, Khaulah dan wanita yang senasib dengan dia, pasti diperhatikan, dan doanya dikabulkan oleh Allah. Wanita dinikah untuk dicintai dan disayang. Rasulullah SAW bersabda, “Nasehatlah pada wanita secara baik-baik! Sebab mereka, tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berwenang kecuali sebatas itu, kecuali jika mereka melakukan penyelewengan yang nyata.”
*Diadaptasi dari Nasihat Ust. H. Shobirun Ahkam.
alhamdulillah jazaa kumullohu khoiroo,
subhanalloh.. sangat bermanfaatt