Oleh: Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang
Amat sangat jarang, kita menerima wejangan secara khusus. Apalagi empat mata. Padahal dari beberapa riwayat, hal seperti ini sungguh memberi dampak dan kesan mendalam. Terpatri. Melawan lupa. Menyintas waktu. Terutama buat pelakunya, dan umumnya buat orang-orang yang mendengarkan selanjutnya. Simaklah kisah sahabat Ibnu Abbas berikut ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا فَقَالَ “ يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ ” .
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Dari Ibnu Abbas berkata: “Aku berada di belakang Rasulullah ﷺ pada suatu hari, maka Rasulullah bersabda, “Wahai bocah, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan dapati Allah berada di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka memintalah kepada Allah. Jika engkau minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwasanya umat ini seandainya mereka bersatu untuk memberi kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu dalam rangka memberikan kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberi kemudharatan kepadamu kecuali apa yang telah ditetapkan oleh Allah menimpamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran catatan telah kering.” (Berkata Abu Isa (At-Tirmidzi) ini hadits hasan shahih).
Ada aura tersendiri yang nandes di hati. Ingat terus. Dan mampu menyuplai energi yang tiada henti untuk selalu berbuat baik dan baik. Itulah keistimewaannya, sentuhan-sentuhan khusus dan tindakan-tindakan kecil dengan dampak luar biasa. Sayang tidak semua orang pernah menerimanya. Beda dengan kawan yang satu ini. Tiba-tiba saja dia dipanggil secara khusus oleh Bapaknya, untuk segera pulang. “Cepat pulang. Bapak ingin bicara. Penting..!” Ternyata, dia diwejang masalah shalat. Umur sudah 50 tahun, tapi shalat belum sempurna. Rupanya, itu yang membuat orang tua gelisah. Terlebih setelah orang tuanya bertanya kepada Sang Guru Bijak yang juga pemilik pondok pesantren; ”Guru sudah bisa shalat atau belum?” Sang Guru menjawab polos; ”Belum!” Lho, jadi Guru kok belum bisa shalat? Diakui secara jujur bahwa shalatnya sering sekadar “njengkang-njengking”, tapi batinnya melayang entah ke mana.
Pengakuan jujur Sang Guru Bijak membuat pemahaman ayah si kawan seolah tercerahkan. Gemrojok. Plong. Ia salut dan ta’dhim, mengacungkan jempol. Berarti Sang Guru Bijak dalam kesadaran yang paripurna. Jujur menyadari kekurangannya. Sejak itu, rahasia kehidupan yang dicari sejak muda hingga menjelang 70 tahun seakan terjawab. Si kawan diwejang agar shalat khusyu’, tidak hidup dalam kegelapan. Agar mengerti kebenaran. Harus sunyi ing pamrih. Tidak iri hati. Perbanyaklah zikir, yang dengan rendah hati merasakan keagungan Allah. Mintalah selalu ditunjukkan jalan yang lurus (al-shirath al-mustaqim) yang tak hanya vertikal juga horizontal.
”Dalam pemahaman saya, frekuensi saya harus sesuai dengan frekuensi Allah,” kata kawan tersebut. Artinya, dia selalu menyadari dalam pengawasan Allah. Itu sebabnya, pergi ke mana saja, jika waktu salat sudah masuk –dan belum shalat– kawan ini gelisah. Sepertinya dia sedang menuju kehidupan sejati yang ”tak tersentuh” oleh kematian, saking dekatnya dengan Ilahi. Dia ingin dekat pada Allah secara total. Dia ingin mati dengan membawa ”bekal”. Dia tak ingin tertipu oleh angan-angan panjang, oleh kepongahan duniawi.
Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala’ menceritakan sebuah kisah apik tentang shalat khusyu’. Sekelompok orang melakukan safar tiba di sebuah lembah. Saat malam tiba, mereka beristirahat di sana. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan datangnya seekor singa. Semua orang panik. Semua orang takut. Mereka pun berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pohon. Tetapi, diantara riuhnya kepanikan itu, ada satu orang yang tetap tenang. Ia sedang shalat dan tetap melanjutkan shalatnya. Orang-orang melihat detik demi detik berikutnya yang sangat menegangkan. Benar dugaan mereka, singa itu mendatangi orang yang tengah melakukan shalat itu. Matanya menyorot tajam. Satu langkah, dua langkah. Aneh. Singa itu tidak langsung menerkamnya. Singa itu justru berjalan mengelilingi orang itu. Setelah itu, singa pergi meninggalkannya begitu saja. Orang-orang bernafas lega. Setelah memastikan singa itu pergi dan tidak ada tanda-tanda ia kembali lagi, mereka pun turun dari pohon. “Engkau gila!” kata mereka kepada temannya seusai ia shalat, “mengapa engkau tidak ikut menyelamatkan diri bersama kami? Hampir saja singa itu memakanmu.”
“Seperti kalian lihat,” jawabnya tenang, “aku tadi sedang shalat. Demi Allah, aku merasa malu bahwa aku sedang berdiri menghadap Allah, tapi aku malah takut kepada selain Dia.”
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Dan mintalah pertolongan kalian dengan sabar dan sholat, dan sesungguhnya itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, ( yaitu ) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya ” ( QS Al Baqarah : 45 -46 )
Dalam Shifat Ash Shafwah, 3/70, disebutkan orang itu adalah Amru bin Utbah, seorang tabi’in yang dikenal khusyu’ dalam shalat. Kita semua memang sedang menuju ke sana, untuk bisa shalat dengan khusyu’, walau dengan tertatih-tatih. Dan semoga sedikit tulisan di atas, bisa menjadi pemicu dan pemacu bagaimana untuk meraihnya. Dan kalau memang perlu kita bisa melakukan secara khusus, agar beroleh motivasi yang luar biasa. Semoga Allah berkenan dan memberi pertolongan kepada usaha kita semua. Dengan satu tujuan: Ayo shalat khusyu’!
Min sering2 upload tentang nasehat, alhamdulillah jaza kumullahukhoiro
Namun sayangnya masih banyak imam-imam sholat dikalangan LDII yang masih belum bisa mempraktekkan kiat-kiat khusyu’ sehingga para makmum juga enggan mempraktekkannya.
Semoga LDII semakin maju. LDII Untuk Bangsa.
Thanks for all your info..alzkh