Pontianak (5/9). Ketua DPW LDII Kalimantan Barat (Kalbar), Susanto, menegaskan komitmennya menjaga kerukunan, baik sesama umat Islam ataupun antar umat beragama. Salah satu langkahnya adalah secara organisatoris, LDII menempatkan program kebangsaan sebagai pengabdian utama dalam “8 Pengabdian LDII untuk Bangsa”.
Hal tersebut ia ungkapkan saat menerima kunjungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, pada Kamis (31/8).
Menurut Susanto, kebangsaan akan menghadapi tantangan yang cukup berat, di mana keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa menjadi penentu lancarnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat. “Tantangan kebangsaan era sekarang cukup berat, karena banyak pihak yang menginginkan kedamaian negeri ini terganggu. Di sinilah LDII terpanggil untuk mengambil peran, secara konstruktif dan kontributif,” tambahnya.
Di Kalbar, menurut Susanto, bentuk kontribusi LDII dalam merawat kerukunan yakni turut membumikan nilai-nilai Pancasila. “Pancasila bagi LDII bukan konsep yang sekedar dipahami, tetapi wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga toleransi, kerja sama dan kolaborasi seluruh anak bangsa bisa tercipta,” tegas Susanto.
Ia pun menjelaskan, pemikiran LDII tentang Pancasila dalam kontruksi ke-Indonesia-an bahwa sila pertama merupakan pondasi dari seluruh sila yang ada. “Kami di LDII menempatkan sila pertama sebagai pondasi yang akan memperkokoh sila-sila yang lain,” tuturnya.
Sementara Sila Persatuan Indonesia menjadi bingkai sila-sila lainnya. Dengan demikian apapun yang dilaksanakan pemeluk agama dalam hal kemanusiaan, bergotong royong, bermusyawarah untuk mufakat untuk menciptakan keadilan sosial, semuanya dilaksanakan dalam koridor persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara, Sekretaris Umum FKUB DKI Jakarta Abi Ichwanudin menyampaikan, bahwa pihaknya merasa kagum dengan kondisi masyarakat yang ramah dan toleran.
Ia menilai, bahwa Kota Pontianak dan Singkawang merupakan kota dengan indeks kerukunan dan toleransi yang tinggi, di tengah keberagaman budaya, agama dan suku. Maka sudah sewajarnya, jika dua kota tersebut menjadi role model dalam menjaga kerukunan umat beragama.
“Kami bangga dengan Pontianak dan Singkawang khususnya yang sudah bersinergi antara pemerintah bersama masyarakat, tokoh agama, tokoh-tokoh suku, budaya dan semuanya dalam membangun kebersamaan. Selain itu, mampu bersinergi merawat kerukunan dan toleransi serta mencari solusi yang efektif dalam penyelesaian konflik,” ujarnya.
Ia melihat, masyarakat Kota Pontianak sangat bersahabat dan berperilaku yang sopan, “Ini sangat baik untuk dicontoh. Artinya masyarakat penuh toleran dengan yang lainnya. Penyelesaian masalah seperti inilah yang diperlukan,” katanya.
Dalam lawatan di Pontianak, FKUB DKI Jakarta dipimpin oleh Wakil Ketua FKUB, KH. Sulaiman Rochimin, dan silaturahim dengan DPW LDII Kalbar difasilitasi oleh Pemkot Pontianak. Dalam kesempatan itu, hadir pula Wali Kota Pontianak, H. Edi R Kamtono, perwakilan Forkopimda Provinsi Kalbar, FKUB Provinsi dan Kota Pontianak, MUI dan Kementerian Agama Kota Pontianak.
Perbuatan yang bajik, masya Allah
Mantap