Bandung (20/6). Pada Idul Adha 1445 H, antusiasme warga LDII Jawa Barat pada ibadah kurban meningkat dibandingkan tahun lalu. Tercatat jumlah hewan kurban warga LDII Jawa Barat mencapai 6.565 ekor, yang terdiri dari 3.228 ekor sapi dan 3.337 ekor kambing.
Ketua LDII Jawa Barat, Dicky Harun mengungkapkan bila rata-rata harga seekor sapi mencapai Rp25 juta dan Rp 3 juta untuk seekor kambing maka kurban warga LDII di seluruh Jawa Barat mampu memutar ekonomi senilai Rp91 miliar.
“Alhamdulillah tahun ini warga LDII Jabar sangat antusias dalam melaksanakan ibadah kurban. Jika dijumlahkan rata-rata harga sapi dan kambing, maka tahun ini kami ikut andil memutar perekonomian rakyat sekitar Rp91 miliar,” ujarnya.
Lebih lanjut KH. Dicky menjelaskan, jumlah hewan kurban warga LDII Jabar tahun lalu sebanyak 4.536 ekor. Terdiri dari 2.592 ekor sapi, 1.942 ekor kambing, dan 2 ekor kerbau. Sekitar 170 ribu kantung kurban dibagikan kepada masyarakat.
“Dalam pelaksanaannya, penyembelihan hewan kurban dan pendistribusian daging kurban dilaksanakan di masing-masing level kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, hingga tingkat majelis taklim di bawah naungan LDII,” urainya.
Dicky menambahkan, ibadah kurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. Terlebih, ibadah kurban merupakan ibadah yang paling dicintai oleh Allah. Hal ini yang menjadikan semangat berkurban warga LDII tak pernah padam.
“Menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha memiliki dimensi spiritual dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, juga dimensi sosial yang ditunjukkan dengan distribusi daging kurban kepada masyarakat,” paparnya.
Di sisi sosial, Dicky menerangkan, kurban warga LDII merupakan wujud kepedulian terhadap sesama. Daging kurban didistribusikan kepada masyarakat, baik yang membutuhkan maupun tidak. Hal ini mencerminkan semangat berbagi dan membantu sesama.
Ia juga mengimbau kepada warga LDII untuk melaksanakan kurban secara baik, sesuai sunah dan peduli lingkungan. Baik cara membersihkan dan menyebarkannya serta menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso mengajak umat Islam menata niatnya dalam berkurban. Ketakwaan kepada Allah dan keikhlasan harus menjadi landasan dalam berkurban, yang mendorong kesalehan sosial dan individu.
“Kurban bisa dilaksanakan siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu bisa melaksanakan kurban. Maka, kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah. Dari rasa takwa tersebut, seseorang bisa menggerakkan diri untuk beribadah, termasuk berkurban,” ujarnya.
KH Chriswanto pun merujuk beberapa praktik kurban pada masa Rasulullah, seperti satu orang dengan satu hewan kurban, “Andaikan tidak mampu, satu hewan kurban untuk tujuh orang. Adapula satu hewan kurban untuk satu keluarga. Bahkan Rasulullah mengurbankan dua ekor kambing. Satu kambing untuk keluarganya dan satu kambing dikurbankan untuk umat Islam yang tidak sempat berkurban,” paparnya.
DPP LDII mengajak warganya untuk mempraktekkan kurban sesuai dengan kemampuannya, “Ketakwaan menjadi pendorong warga kami, sehingga pada dalam posisi strata sosial apapun, warga LDII siap untuk berkurban. Di majelis-majelis taklim tingkat kelurahan atau PAC LDII, mereka yang tidak mampu menabung lalu patungan membeli hewan kurban,” pungkas KH Chriswanto.