Jakarta(15/2). Departemen Komunikasi Informasi Media (KIM) DPP LDII menutup kursus jurnalistik angkatan ke-4 pada Sabtu, 13 Februari 2021. Acara yang dimulai sejak 26 Desember 2020 tersebut, mengajarkan para peserta mengenai teori dan praktik jurnaslitik, baik online maupun televisi.
“Kami berharap, kru baru ini bisa berkontribusi untuk LDII dengan menginformasikan berbagai kegiatan dan dakwah,” ujar Ketua Panitia Kursus Jurnalistik Angkatan ke-4, Abdul Rouf. Penutupan acara ini dihadiri oleh kru LDII News Network (LINES) angkatan sebelumnya, yang telah bekerja di media massa nasional.
Mereka diundang khusus untuk berbagi dan memotivasi peserta untuk bekerja di dunia pers, “Pijakan awal saya bekerja di dunia pers adalah mengikuti diklat jurnalistik. Lalu, saya mendaftar di media massa,” ujar Larasati yang sempat menjadi nominator Adam Malik Awards.
Selain Larasati, Noni Mudjiani yang saat ini bekerja di media nasional juga diundang. Menurut Noni, ia tak mengikuti kelas jurnalistik. Namun, direkrut bersama enam generasi muda LDII lainnya, dan diberi teori lalu terjun langsung ke lapangan.
“Mulanya sulit, namun setelah banyak belajar, bertanya, dan praktik menulis, akhirnya bisa juga melakukan peliputan,” ujarnya. Salah satu peserta, Indah Ramadana Harkya mengatakan kursus jurnalisti yang diadakan DPP LDII tersebut, sangat bermanfaat, “Membantu generasi muda untuk berkarya. Di sini kami benar-benar dibekali ilmu jurnalistik sehingga mengerti proses dan mempraktikkannya,” ujarnya.
Pada saat penutupan, Ketua Departemen Komunikasi Informasi dan Media, Ludhy Cahyana mengingatkan kembali, agar para peserta mempelajari bahasa Indonesia dengan baik, untuk menunjang keterampilan menulis.
“Meskipun tulisan kalian bagus, runut, dan logika tulisannya juga baik, bila tanda baca masih banyak yang salah, meskipun sepele menunjukkan ketidaktahuan kita mengenai Bahasa Indonesia,” ujarnya. Ia juga mendorong para peserta untuk rajin membaca, untuk menambah pengetahuan dan informasi, “Kamu, adalah yang kamu baca,” kata Ludhy. Referensi bacaan bakal mencerminkan sikap seseorang, bahkan pada saat menulis.
Hari terakhir tersebut diisi dengan mengevaluasi tugas, pembuatan berita feature televisi. Para peserta diberi masukan dan tips serta trik, salah satunya dengan banyak melakukan riset sebeluk peliputan, “Sebelum menyusun shoot list atau mengambil footage, kameramen mencari referensi, berupa ATM yakni amati, tiru, dan modifikasi,” ujar Rouf.
Para peserta yang berjumlah 40 orang, 15 orang di antaranya berasal dari Jabodetabek. Sementara lainnya, mengikuti acara secara daring. Mereka berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.
Mereka diharapkan membangun jaringan LDII News Network di daerah masing-masing. Untuk berperan dalam pemberitaan kontribusi LDII bagi bangsa di seluruh Indonesia. (Indah/LINES)