Oleh Dewan Penasehat Pusat DPP LDII KH Edy Suparto
Lailatul qadar merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Malam ini merupakan malam yang istimewa dan penuh dengan kemuliaan. Salah satu kemuliaan dari malam tersebut adalah mereka yang mengerjakan ibadah di malam itu, akan mendapat kebaikan yang lebih baik daripada beribadah 1.000 bulan: “Lailatul qodri khoirun min alfi syahrin”.
Lantas bagaimana sejarah Malam lailatul qadar? Riwayat pertama, dikisahkan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam sangat mencintai umatnya. Maka sepanjang kehidupan beliau pun selalu memikirkan kebaikan untuk umatnya.
Suatu ketika beliau merenungkan, umur umat terdahulu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan umur umat beliau, sehingga Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam merasa sedih. Mustahil, umat beliau bisa melebihi umat terdahulu dalam kebaikan, jika kesempatan mengerjakan amal sholihnya lebih pendek.
Oleh karena itulah, Allah menurunkan Surat Al-Qadr ini. Allah memberikan anugerah satu malam dari 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Dan Allah berfirman bahwa umat Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang mau mengisi malam itu dengan ibadah kepada, maka ia akan mendapatkan pahala lebih baik daripada 1.000 bulan atau (83 tahun 4 bulan)
Riwayat kedua,
…ذَكَرَ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا أَرْبَعَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَبَدُوا اللهَ ثَمَانِينَ عَامًا لَمْ يَعْصُوهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ: أَيُّوبُ وَزَكَرِيَّا وَحِزْقِيلُ وَيُوشَعُ بْنُ نُونٍ، فَعَجِبَ الصَّحَابَةُ مِنْ ذَلِكَ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: عَجِبَتْ أُمَّتُكَ مِنْ عِبَادَةِ أَرْبَعَةٍ ثَمَانِينَ سَنَةً لَمْ يَعْصُوهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ فَقَدْ أَنْزَلَ اللهُ عَلَيْكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ: (لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ) (القدر: 3) . هَذَا أَفْضَلُ مِمَّا عَجِبَتْ أُمَّتُكَ، فَسُرَّ بِذَلِكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ. رواه ابن أبى حاتم في تفسيره
Pada suatu kesempatan, Rasulullah Shollalohu ‘Alaihi Wasallam, mengisahkan empat orang nabi dari kalangan Bani Israil yang menghabiskan waktu selama 80 tahun untuk beribadah kepada Allah. Mereka tidak pernah sekejap pun maksiat kepada Allah. Mereka adalah Nabi Ayub, Nabi Zakariya, Nabi Hizqil dan Nabi Yusya’ bin Nun Alaihimus salam. Mendengar kisah-kisah mereka, para sahabat sangat takjub. Bagaimana mungkin bisa mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi seperti itu? Maka malaikat Jibril ‘Alaihis salam datang membacakan Wahyu Allah Surat Al-Qodar: “Lailatul qodri khoirun min alfi syahrin”.
Riwayat ketiga,
… أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ حَتَّى يُصْبِحَ ثُمَّ يُجَاهِدُ الْعَدُوَّ حَتَّى يُمْسِيَ، فَعَلَ ذَلِكَ أَلْفَ شَهْرٍ فَعَجِبَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: {لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ}… رواه ابن ابي جرير وابن المنذر وابن أبى حاتم
Sesungguhnya Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam menceritakan di kalangan orang Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah qiyamul lail hingga pagi tidak tidur kemudian memerangi musuh hingga sore hari. Perbuatan ini dilakukan selama 1.000 bulan. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut, maka Allah menurunkan ayat: “Lailatul qodri khoirun min alfi syahrin”.
Bagaimana dengan kita? Mari fastabiqul khairat untuk meraih Lailatul Qadar. Semoga pada tahun 2025 ini, Allah SWT memberikan pertolongan berupa kesehatan, kekuatan, dan kemampuan sehingga dapat meraih Lailatul Qodar. Amal ibadah yang lebih baik dari pada 1.000 bulan”.