Yogyakarta (28/11). Berorganisasi merupakan salah satu cara membangun karakater. Dengan berorganisasi, para generasi muda mampu menjadi pribadi yang dapat bekerja sama, rukun, dan kompak. Sementara, secara individual mereka diasah menjadi pemimpin yang jujur, amanah, dan efisien serta efektif (mujhid-muzhid)
Berorganisasi sebagai bentuk kaderisasi menjadi sorotan Ketua DPW LDII Provinsi D.I Yogyakarta Atus Syahbudin. Ia juga menyoroti pentingnya keilmuan dalam rangkaian proses regenerasi. “Taffaqohu qobla antusawadu. Mari pahamkanlah diri sebelum dipasrahi (amanat),” tandasnya, dalam sebuah acara Pengajian Remaja LDII wilayah Sleman Barat, Minggu (21/11/2021).
Pengurus Remaja LDII wilayah Sleman Barat menyadari bahwa regenerasi merupakan keniscayan di dalam sebuah organisasi. Proses yang panjang perlu dilalui, hingga seseorang dinyatakan siap meneruskan estafet organisasi. Istilah bahasa Jawa menyebutnya tidak bisa ujug-ujug atau tiba-tiba. Hal ini tentu melibatkan kesiapan fisik, pengetahuan, maupun kecapakan umum.
Pengajian bertema “Ke-LDII-an” ini dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh remaja LDII dari 27 majelis taklim di wilayah binaan DPD LDII Kabupaten Sleman wilayah barat.
Bagaimana Pentingnya Berorganisasi bagi Kalangan Remaja?
Pertanyaan yang muncul di kalangan generasi penerus (generus), “Bagaimana andil generasi penerus LDII di dalam organisasi, khususnya di zaman sekarang ini?” Menurut Atus, setidaknya ada tiga hal mengapa generus LDII harus ikut andil dalam sebuah organisasi.
Dengan berorganisasi, generus dapat mengasah kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini dapat berupa penyampaian ide kepada orang lain maupun menolak argumentasi orang lain dengan cara yang baik. Kedua, organisasi dapat mengasah kemampuan berbahasa yang dituangkan dalam tulisan maupun bentuk karya lainnya.
Ketiga, organisasi dapat menjadi wadah nyata dari kontribusi para generus. Musyawarah Nasional (Munas) LDII telah menetapkan _tagline _resmi organisasi yaitu Profesional-Religius.
Melalui tagline ini, para generus diharapkan mampu menjawab tantangan zaman secara profesional dengan tetap berpedoman pada norma agama/nilai religi. “Kembali kepada para pemuda, sejauh mana kita sudah siap? Kuasai apa yang kamu bisa,” pantik Atus yang juga Dosen di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.
Selama pengajian, para generus dibekali tentang sejarah berdirinya LDII, asas, visi, dan misi organisasi, legalitas organisasi, delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa, hingga jumlah DPD, Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII se-DIY.
“Harapannya, generus dapat berkontribusi pada 8 bidang pengabdian LDII untuk bangsa, sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing,” pungkasnya.
ldii jogja memang istimewa