Surabaya (23/10). DPP LDII menghelat “Diklat Kader Kesehatan dan Manajemen Poskestren II”, secara hybrid, dengan studio utama di Surabaya, pada Minggu (22/10). Ketua DPP LDII Rubiyo mengatakan, acara itu bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan poskestren.
“Meningkatkan kualitas layanan Poskestren. Memperbaiki sistem rujuan Poskestren. Memberdayakan tenaga medis LDII dalam pembinaan santri dan warga pesantren,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pada acara yang diikuti 200-an titik studio mini se-Indonesia itu, juga bertujuan membangun sistem manajemen Poskestren yang baik. “Melalui komunikasi dengan instansi terkait, seperti Puskesma dan Dinas Kesehatan,” pungkasnya.
Sementara itu, dengan beragamnya asal santri, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, perlu diberikan pemahaman konsep kesehatan yang seragam. “Secara bertahap, bagaimana memberikan pemahaman kesehatan. Mulai dari pinisepuh, pengasuh, pamong, dan santri,” tutupnya.
Rubiyo melanjutkan, acara itu merupakan kegiatan yang ke-2, setelah sebelumnya dihelat di Ponpes Wali Barokah Kediri. “Untuk mewujudkan SDM professional religius, faktor kesehatan menjadi sesuatu yang penting maknanya,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, sehebat apapun, kalau tidak sehat, maka tidak akan bisa menunaikan tugas dengan baik. “Untuk itu, kami menghadirkan narasumber yang berkompeten, untuk memberikan pembekalan di poskestren,” jelasnya.
Narasumber diklat tersebut, di antaranya Muslim T Chalid, dengan materi “Basic Life Support”. Dani Pramudya dengan materi “Kegawatdaruratan di Pesantren”. Riko Lazuardi dengan materi “Kesehatan Jiwa Santri”. Serta, Heris Setiawan Kusumaningrat, dengan materi “Penyakit yang Umum Terjadi di Pesantren”.
Mantaap