Jakarta (7/5). Generasi muda LDII Jakarta Selatan atau dikenal dengan Gentana menyelenggarakan Pengajian Akbar Jilid 1 bertajuk “Membuka Wawasan terhadap Perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) serta Bahayanya bagi Generus Bangsa”. Kegiatan tersebut diadakan di Masjid Baitul Hasan, Lenteng Agung, Jakarta, pada Minggu (5/5).
Sebagai pemateri dalam acara tersebut, dokter spesialis andrologi Lutfi Hardiyanto, yang memaparkan bahaya perilaku LGBT. Ia menjelaskan seseorang yang terindikasi perilaku LGBT, kehidupan serta moralnya akan rusak. “Lebih buruknya lagi, seseorang dengan perilaku menyimpang itu akan mudah terpapar penyakit HIV dan AIDS. Penyakit tersebut mampu menyebabkan kematian,” ujar Lutfi.
Perilaku menyimpang LGBT ini tidak dibenarkan oleh semua agama. Perilaku menyimpang ini harus dicegah, agar tidak melekat dalam diri seseorang ketika beranjak dewasa,” tegasnya.
Menurutnya, keluarga sangat berperan penting dalam mencegah perilaku LGBT, seperti menuntun anak sesuai dengan kodratnya. “Semisal seorang anak laki-laki inginnya memakai pakaian perempuan. Maka peran keluarga membimbing serta mengarahkan anak laki-lakinya itu untuk memakai pakaian laki-laki, sesuai kodratnya,” kata dr. Lutfi.
Selanjutnya dalam lingkungan bermasyarakat, agar selalu mengadakan sosialisasi terkait pencegahan serta dampak dari perilaku LGBT, sebagai upaya pencegahan pada perilaku menyimpang tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa pola makan juga dapat mempengaruhi perilaku LGBT, meskipun tidak secara langsung, “Seperti seorang laki-laki yang banyak mengkonsumsi kolestrol, biasanya akan meningkatkan hormon tertentu untuk akrasi secara manusiawi. Di mana laki-laki lebih suka mengeksplorasi kelaki-lakiannya, namun ini tidak memberikan pengaruh secara langsung begitu juga dengan perempuan,” ungkapnya.
Senada dengan Lutfi, Nana Maznah Prasetyo yang merupakan pakar psikologi pendidikan dan konselor keluarga menjelaskan, bahwa perkembangan perilaku LGBT dapat terjadi secara alami.
“LGBT merupakan perilaku penyimpangan seksual. Selain faktor lingkungan, perilaku LGBT juga dapat disebabkan oleh faktor biologis. Adanya kelainan genetik yang dipengaruhi oleh jumlah hormon yang tidak seimbang dalam tubuh seseorang, sehingga berpengaruh pada pemikiran, perasaan, dan perilaku,” jelas Nana yang juga pengurus Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPP LDII .
Sebagai generasi muda, ia mengatakan untuk lebih memahami batasan-batasan serta mampu mengontrol diri. “Seperti membentuk ruang pribadi dengan melakukan kegiatan positif. Tujuannya, agar orang lain tidak bisa menjerumuskannya ke arah yang negatif,” kata Nana.
Dalam kesempatan tersebut Dewan Pembina Gentana Eeng Faturrahman mengatakan, kegiatan ini diadakan supaya generasi muda lebih waspada terhadap bahaya LGBT. “Serta paham bahwa pergaulan yang salah, akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan nantinya,” ujar Eeng. (Eva)
Alangkah naik nya terbit kanlah buku bacaan, pedidikan dan penyuluhan kemudian disebar luaskan ke daerah daerah atau melalu CAI yg akan datang, Atau lewat buletin NUANSA kita, saya tertarik membaca artikel artikel yg di sertakan dalam buletin Nuansa dari pada hanya dipenuhi berita ,laporan kegiatan, dari daerah, jadi bisa membuka wawasan cakra wala pemuda npenerus kita
LGBT sangat beresiko menghancurkan umat secara menyeluruh