Jakarta (24/2). DPD LDII Kota Jakarta Utara menggandeng Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Polri dan Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara, untuk mengedukasi masyarakat mengenai wawasan kebangsaan di Jakarta, padaJumat (21/2). Ketua DPD LDII Jakarta Utara Pudya Sanjaya menjelaskan kegiatan tersebut untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Ia mengatakan edukasi kebangsaan bertujuan untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. “Kami berharap melalui kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang bahaya intoleransi dan pentingnya menjaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa,” kata Pudya.
Acara tersebut mengangkat tema “Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme, Moderasi, dan Kerukunan Umat Beragama Menuju Indonesia Emas 2045″, bertempat di Ponpes Syarif Hidayatullah.
Menurut dia, Indonesia adalah negara besar dengan keberagaman suku, agama, dan budaya yang menjadi kekuatan, bukan kelemahan. Oleh karena itu, lanjutnya, semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, moderasi beragama, serta semangat gotong royong.
Apalagi, menurutnya penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme semakin canggih dan sulit terdeteksi di era digital, “Deteksi dini menjadi hal yang sangat krusial agar kita bisa mencegah bibit perpecahan dan kekerasan sebelum berkembang lebih luas. Pencegahannya dengan memperkuat pendidikan karakter, pemahaman agama yang moderat, serta meningkatkan sinergi antara ulama, umara, dan masyarakat,” kata dia.
Pudya berharap melalui sosialisasi ini, akan tumbuh kesadaran kolektif untuk terus menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita besar menuju Indonesia Emas 2045 agar bangsa Indonesia semakin maju, sejahtera, dan tetap dalam bingkai persatuan.
Pemateri AKBP Goentoro Wisnu dari Densus 88 Antiteror Polri memaparkan strategi pencegahan dini terhadap ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia. Selain itu, juga ada Ustad Umar Khairi, seorang mantan narapidana teroris yang kini aktif dalam program deradikalisasi. Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara, Mawardi menyampaikan materi terkait peran moderasi beragama dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang beragam.
Ia menekankan pentingnya membangun sikap toleransi dan menjunjung nilai-nilai kebangsaan guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, “Bersyukur kami masih diberikan nikmat hidup di Indonesia dengan nyaman di tengah keberagaman yang ada. Negara lain, hanya bisa menyatukan mata uang saja tapi tidak mampu mengelola perbedaan yang menjadi sunatullah,” kata dia.