Wonogiri (15/1). PC LDII Jatipurno menginisiasi pelestarian lingkungan dengan menanam ribuan bibit pohon di Kawasan Hutan Girilestari, Jatipurno, Wonogiri, Jawa Tengah pada Sabtu (4/1). Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan Perhutani, Kebun Bibit Griya Amanah, dan platform konservasi lingkungan Crowdplanting LindungiHutan.com.
Camat Jatipurno, Nur Dhana Setiawan mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti komitmen nyata masyarakat Jatipurno dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan kawasan hutan yang lebih hijau, diharapkan ekosistem lokal semakin kuat, sumber daya alam terjaga, dan manfaat ekologisnya dirasakan secara berkelanjutan, “Melalui inisiatif ini, LDII Jatipurno menunjukkan perannya dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk masa depan,” ujarnya.

“Kegiatan ini menunjukkan semangat gotong royong semua pihak dalam menjaga kelestarian alam. Kami berharap langkah kecil ini dapat menjadi inspirasi untuk terus menjaga ekosistem hutan,” ujar Nur Dhana.
Pemilik Kebun Bibit Griya Amanah, Tarmin, mengajak masyarakat untuk menjadikan penanaman pohon sebagai kebiasaan. “Menanam pohon adalah investasi terbaik untuk masa depan. Dengan menanam, kita sedang menanam harapan bagi bumi,” katanya.
Bibit yang ditanam meliputi berbagai jenis pohon produktif, seperti jambu air, jambu biji, sirsak, rambutan, randu, mangga, jeruk, kelengkeng, ketapang, kopi, dan kakao, “Selain menghijaukan kawasan, pohon-pohon ini memberikan manfaat ekologis, seperti menjaga sumber mata air, mencegah erosi, dan menyediakan pakan alami bagi satwa liar seperti kera,” tutur Tarmin.
Ketua PC LDII Jatipurno, Mulyono, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lingkungan. “Melestarikan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Menanam pohon bukan hanya soal menghijaukan, tetapi juga menciptakan perlindungan jangka panjang bagi generasi mendatang,” ujarnya.
“Dengan menanam pohon, kita ikut melindungi ekosistem satwa liar agar mereka kembali ke habitat aslinya tanpa merusak lahan warga,” tutup Mulyono.