Semarang (14/2). Tim Rukyatul Hilal DPP LDII bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengamati hilal, untuk menentukan 1 Syaban. Acara itu dihelat di Planetarium UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/2).
“Tantangan saat merukyat adalah ketika mendung. Maka perlu terus mengasah keterampilan, sebagai persiapan pengamatan hilal 1 Ramadan,” ujar pengurus Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII, Wilnan Fatahilah.
Ia berharap, seluruh Tim Rukyatul Hilal LDII se-Indonesia, di 54 titik dapat melakukan kegiatan yang sama. “Di beberapa titik yang lainnya, kami juga melakukan pengamatan hilal 1 Syaban,” imbuh Wilnan.
Wilnan mengungkapkan, hal itu penting karena berkaitan dengan kontribusi LDII memberikan masukan hasil pengamatan pada pemerintah. “Selain kontribusi ibadah, merukyat sebagai perintah Rasul. Juga, menjadi sarana silaturahim dengan perukyat dari ormas Islam, Kementerian Agama, BMKG, dan lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Ahmad Syifaul Anam mengatakan, Planetarium UIN Walisongo selalu menjadi titik pengamatan hilal. “Kami menjadi pusat observasi bulan, yang secara formal, setiap menjelang bulan tertentu, menjadi titik pengamatan,” jelasnya.
Hasilnya, ia menyampaikan memiliki hasil pengamatan hilal yang baik. “Cukup sering menyaksikan hilal, sehingga pada momentum ini, semoga juga melihat hilal,” ujar Ahmad.
Sebelumnya, Tim Rukyatul Hilal LDII meng-upgrade keilmuan rukyatul hilal di Ponpes Generus Nusantara Boarding School (GNBS) Kendal, Jawa Tengah, pada Jumat (9/2). Upgrade dipandu pengurus DPP LDII Wilnan Fatahilah dan Astronom Nahdlatul Ulama (NU) Hendro Setyanto.
“Dengan agenda, simulasi pemasangan teropong, disertai diskusi pengalaman masing-masing tim rukyatul hilal di wilayah masing-masing,” ujar Wilnan.
Selanjutnya, Hendro menyampaikan materi “Olah Citra Hilal dengan Teknik Streching dan Stacking”. “Teknik ini sangat membantu mendeteksi keberadaan hilal. Harapan kami, tim LDII tidak hanya melihat visual, tetapi juga mampu merekam dengan teknik astrofotografi,” tutup Hendro. (Banu)
Semakin banyak para muda LDII yang menguasai dan terampil dalam pengamatan rukyatul hilal.
Semoga manfaat dan barokah