Magelang (14/4). Bupati Magelang, Grengseng Pamuji memanfaatkan momen lebaran untuk memperkuat jalinan sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan. Pada Jumat (4/4/2025), Bupati mengunjungi Ketua DPD LDII Kabupaten Magelang, Modrik Santoso, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sabillul Muttaqin di Tampir Kulon, Kecamatan Candimulyo.
Silaturahmi ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Magelang dalam membangun kolaborasi lintas sektor guna mewujudkan visi daerah yang Aman, Nyaman, Religius, Unggul, dan Sejahtera atau yang dikenal dengan jargon Anyar Gres.
Dalam kunjungannya, Grengseng menegaskan pentingnya peran organisasi keagamaan seperti LDII dalam memperkuat fondasi spiritual masyarakat. Ia juga berharap LDII dapat terus menjadi mitra pemerintah dalam membangun masyarakat yang toleran, berakhlak, dan memiliki daya saing.
“LDII punya peran strategis dalam membentuk karakter masyarakat yang religius. Program-program mereka berbasis pengajian dan pendidikan keagamaan sejalan dengan arah pembangunan kita,” ujar Grengseng.
Ia menegaskan, pihaknya terbuka untuk menjalin kemitraan dengan berbagai elemen masyarakat, terutama yang berorientasi pada penguatan nilai-nilai religius. “Kami butuh mitra seperti LDII untuk menyukseskan visi Anyar Gres. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan semakin kokoh,” tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Modrik menyampaikan bahwa LDII Kabupaten Magelang siap mendukung penuh program pembangunan daerah. Menurutnya, peran LDII bukan hanya sebatas kegiatan dakwah, tetapi juga mencakup pembentukan karakter warga melalui pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan.
“Kami siap bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Magelang. Program pembinaan kami terstruktur mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan pendekatan dakwah bil hal dan internalisasi 29 karakter luhur,” katanya.
Modrik menambahkan, LDII telah menjalankan berbagai kegiatan dakwah yang menyasar seluruh jenjang usia, mulai dari pengajian anak-anak, remaja, pemuda, hingga orang tua. Tujuannya adalah membentuk masyarakat yang profesional dan religius, yang mampu berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pembangunan daerah.
“Dengan bekal akhlak dan keahlian, kami ingin mencetak warga yang mampu bersaing di era modern, tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman,” tutupnya. (Dana/Wicak)