Setelah beberapa kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Bandung, Solo, Yogyakarta dan beberapa kota besar lainnya membentuk Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM), kini giliran Makassar yang rencananya akan menyusul kota-kota tersebut.
Berlokasi di Jalan Berua Raya No. 13 Paccerakkang, Makassar rencananya bangunan asrama tiga tingkat berkapasitas 200 orang. Bangunan tersebut menurut Supriadi, S.Pd., M.Pd. diharapkan dapat menampung mahasiswa luar kota yang berkuliah di sekitar Kota Makassar. Di atas tanah seluas 7 hektar tersebut nantinya akan dibangun Sekalah Islam Terpadu, pondok pesantren umum, PPM, serta lapangan untuk lokasi pusat olah raga.
Letaknya yang strategis dan berdekatan beberapa kampus seperti Universitas Hasanudin, Sekolah Tinggi Keperawatan Tamalate, Akademi Fisioterapi Akademi Gizi, serta beberapa sekolah swasta lainnya dapat tertarik untuk masuk asramah dan menuntut ilmu agama.
Sebelumnya lokasi tersebut sudah terlebih dahulu menjadi pondok pesantren umum yang menampung berbagai santri dari dalam dan luar Kota Makassar, seperti Palu, Kendari, Riau, dan beberapa kota di Kalimantan. Tidak hanya santri umum, Pondok Pesantren Roudhotul Jannah saat ini juga menampung santri berjumlah 110 orang yang bersekolah di SMA Plus Budi Utomo Makassar yang berasrama dan menerapkan sistem pesantren.
Tidak hanya SMA, Supriadi juga mengetuai komite sekolah SD Islam Terpadu Budi Utomo yang masih satu yayasan. Meskipun keduanya masih terbilang baru, namun pihaknya optimis sekolah tersebut akan bisa berkembang di Makassar melihat jumlah siswa yang mendaftarkan diri terus meningkat.
Dengan pendidikan Al Quran dan Hadist di pesantren binaannya bersama DPD LDII Kota Makassar, Supriadi berharap generasi muda Makassar dapat lulusannya tidak hanya cerdas secara ilmu dan teknologi akan tetapi juga cerdas dalam ilmu agama.
“Kami berharap lulusan kita dapat menjadi generasi profesional religius,” ujar Supriadi. Ia menambahkan generasi tersebutlah yang dibutuhkan untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan agama.
Menurutnya pendekatan yang dilakukan di sekolah berasrama dan pondok pesantren mahasiswa tersebut akan jauh berbeda bila dibandingkan hanya mengaji di luar asramah. Selain itu asramah mahasiswa yang baik akan menjadi tolak ukur pergaulan mahasiswa di kampus. Pergaulan dunia kampus yang terkadang cendurung negatif diharapkan dapat diminimalisasi dengan pembinaan agama yang baik di dalam ponpes. (Run/Lines)