Semarang (25/1). DPW LDII Jawa Tengah menggelar musyawarah wilayah (Muswil) pada 25-26 Januari 2020. Perhelatan akbar bagi warga LDII di Jawa Tengah ini, untuk memilih ketua DPW untuk periode 2020-2025. Muswil selain memilih ketua yang bakal menjalankan biduk organisasi, juga membahas masalah-masalah terkini di Jawa Tengah sekaligus memetakan jalan keluarnya.
Acara ini dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri dari para ulama, dewan penasehat, ketua DPD, sekretaris DPD, dan jajaran DPW LDII Jawa Tengah. Perhelatan ini juga dihadiri Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam beserta jajaran pengurus DPP LDII lainnya.
Menurut Ketua DPW LDII Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono, acara ini juga strategis bagi warga LDII mengingat pada 2020, Jawa Tengah menggelar Pilkada seretan di 21 kabupaten/kota, “Momentum ini, kami mendorong agar warga LDII melaksanakan hak pilihnya, sebagai salah satu kontribusi terhadap demokrasi di Indonesia,” ujar Singgih, yang juga Guru Besar Universitas Diponegoro.
Singgih menegaskan, pihaknya berharap agar tahun politik di Jawa Tengah berlangsung dengan aman, damai, dan tertib. Sementara pelaksanaan Pilkada, menurut Singgih, harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip jujur, adil, dan bermartabat.
Dalam Muswil, DPW LDII Jawa Tengah mengeluarkan rekomendasi, di antaranya mendorong pemerintah khususnya Pemprov Jawa Tengah untuk menggerakkan seluruh elemen masyarakat, agar selalu menjaga dan melestarikan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara di tingkat masyarakat, DPW LDII Jawa Tengah meminta agar seluruh umat beragama, ormas keagamaan, dan dan tokoh masyarakata menjaga kerukunan, kekompakan dan kerja sama yang baik, dalam bingkai NKRI. Persatuan dan kesatuan ini menjadi sangat penting di saat Jawa Tengah memasuki tahun politik.
DPW LDII Jawa Tengah juga menyadari secara geografis, Indonesia rawan bencana. Bahkan negara yang terletak di garis khatulistiwa ini sepuluh kali lebih rawan risiko bencana gempa dibandingkan benua Amerika misalnya. Singgih meminta agar Pemprov Jawa Tengah bersinergi dengan ormas, dalam kebencanaan.
Singgih berharap, di tengah-tengah melunturnya nilai gotong royong, justru masyarakat Jawa Tengah dan LDII mampu memberi contoh. Terutama dalam hal penanganan bencana alam, semua elemen bergotong royong agar Jawa Tengah yang memiliki spot-spot rawan bencana, dapat diatasi dengan baik.
Dengan begitu, tumbuh ikatan yang kuat antar elemen bangsa di Jawa Tengah, bukan hanya dalam mengatasi kebencanaan namun juga dalam menghadapi dinamika politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam menjaga keutuhan bangsa.