Sleman (24/1). DPD LDII Sleman kembali mengadakan Pengajian Muda Mudi (PMM) di Masjid Mulyo Abadi Mulungan pada Minggu (21/1). Kegiatan ini fokus pada pembahasan mengenai riba, sebuah isu yang sangat relevan bagi generasi muda, terutama yang aktif di dunia bisnis online.
Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) Sleman, Anwar Rovik, menjelaskan bahwa edukasi dini tentang riba merupakan langkah penting, untuk membentuk generasi muda yang memahami prinsip-prinsip ekonomi syariah.
“Riba tidak hanya dilarang dalam Islam, tetapi juga merugikan banyak pihak dan menciptakan ketidakadilan dalam transaksi. Kami ingin generasi muda LDII tumbuh menjadi individu yang adil dan bermartabat,” ujar Rovik.
Dalam sesi pemaparan, narasumber memberikan penjelasan mendalam tentang dampak buruk riba terhadap kehidupan sosial dan ekonomi. Salah satu poin penting yang disampaikan adalah bagaimana riba dapat menjerumuskan individu ke dalam lingkaran utang yang sulit dihindari.
“Dengan memahami risiko ini, generasi muda diharapkan mampu menghindari jebakan riba dan menjalankan aktivitas ekonomi secara halal,” kata Rovik.
LDII Sleman berkomitmen untuk terus memberikan edukasi dan pembinaan kepada generasi muda. “Dengan kegiatan seperti ini, organisasi berharap dapat mencetak individu-individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi yang adil dan berkah,” tuturnya
Narasumber lainnya, Rahmat, menjelaskan bahwa bisnis online sering kali melibatkan transaksi yang berpotensi mengandung unsur riba, seperti penggunaan layanan pinjaman online dengan bunga tinggi. Rahmat mengungkapkan, kegiatan ini dinilai sangat relevan mengingat semakin banyak remaja yang terjun ke bisnis online.
“Kami ingin membekali mereka dengan pengetahuan agar mereka bisa menjalankan usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga membawa keberkahan,” ungkapnya.
Anwar Rovik juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai ekonomi syariah sejak dini. Menurutnya, generasi muda yang memahami bahaya riba akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. “Kami berharap ini menjadi awal bagi mereka untuk terus belajar dan menjadi generasi yang mandiri secara finansial,” tambahnya.
Salah satu peserta, Dinda, mengaku mendapatkan wawasan baru mengenai prinsip ekonomi syariah. “Saya jadi lebih paham bagaimana cara berbisnis yang benar dan sesuai syariat. Ini sangat bermanfaat untuk masa depan kami,” katanya.