Jakarta (20/9). Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono mengungkapkan, pendidikan berperan penting mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal itu ia katakan dalam “Podcast Rakornas LDII”, dengan tema “Diterpa Keterbatasan Pendidikan, Target Indonesia Emas 2045 Terancam Gagal?”. Podcast tersebut dihelat mendampingi kegiatan Rapat Koordinasi Nasional LDII di Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta, pada Jumat (20/9).
Ia menekankan pendidikan harus diutamakan untuk membenahi pendidikan nasional, “Perlu pengarusutamaan pendidikan, dengan memberikan kesadaran, dari apa yang sedang dialami saat ini, bagaimana strategi melangkah ke depan,” ujar Singgih.
Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro tersebut mengatakan, pendidikan di zaman kolonial marak terjadi hal-hal diskriminatif. “Saat ini, perlu substansi karakter yang inline dengan sikap, harus seperti apa untuk mencapai tujuan,” tegas Singgih.
Implementasinya, melalui pendidikan 29 karakter luhur dengan output mewujudkan generasi yang profesional religius. “Dijalankan dengan pendidikan dan pelatihan yang maju dan inovatif. Di mana, pengembangan karakter dan iptek harus selaras,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk memastikan keberhasilan pandangan tersebut, ia menegaskan inovator harus dicukupi kebutuhannya. “Sampai menghasilkan sebuah prototipe yang produktif dan bisa dimanfaatkan,” kata Singgih.
Di LDII, Singgih menceritakan, sangat mendukung usaha mencerdaskan anak bangsa, sebagai modal intelektualitas, spiritual dan emosional. “Melalui pengembangan pondok pesantren, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan boarding school,” tuturnya.
Kemudian, tidak kalah penting, menurutnya, memastikan kesejahteraan pendidik. “Pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan pesantren naungan LDII, diusahakan memperoleh suasana yang nyaman dan sejahtera,” jelas Singgih.
Berbicara PAUD, ia menegaskan, merupakan instrumen pendidikan yang strategis. “Usia emas, 0-5 tahun, kalau tidak dikelola dengan baik, maka usia emas akan lewat begitu saja,” pungkas Singgih.
Namun, jika usia emas mampu dikelola dengan baik, maka akan menjadi pondasi yang baik. “Seperti sedang membangun rumah, ketika pondasinya kuat, maka model seperti apapun, akan bisa dibuat di atas pondasi tersebut,” tutur Singgih.
Selanjutnya, di era disrupsi, ia menegaskan penting membangun kesadaran untuk mengembangkan bibit unggul generasi muda secara bersama-sama. “Pendidikan adalah investasi penting bagi masyarakat Indonesia. Diimbangi dengan pengembangan kurikulum yang tepat, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik, serta guru yang berkualitas dan sejahtera,” pungkasnya.
Senada, Ketua DPW LDII Kalimantan Timur, Krishna Purnawan Candra mengatakan, setiap 20-30 tahun, lahir generasi baru, sebagai produk dari generasi sebelumnya. “Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, saat ini adalah waktu yang tepat,” katanya.
Guru Besar Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Mulawarman tersebut menjelaskan, strategi untuk mewariskan generasi emas tersebut, dilakukan dengan memadukan pendidikan formal dengan pendidikan keagamaan di boarding school.
“Kemudian dalam sistem pendidikan, menempatkan individu sesuai dengan minat, bakat dan porsinya. Misalnya, tidak harus semua menjadi sarjana, magister, ataupun doktor. Tetapi, pendidikan kejuruan juga sangat penting,” kata Krishna.
Krishna menegaskan, pendidikan harus bisa menempatkan seseorang, sesuai dengan strata pendidikan dan profesi tertentu. “Pendidikan harus keluar dari hati nurani sendiri. Apa yang diinginkan oleh generasi muda difasilitasi untuk pengembangan dirinya. Dengan infrastruktur dan kurikulum yang baik,” tutup alumnus Christian-Albrecht Universität zu Kiel Jerman tersebut.