Yogyakarta (23/4). Pengurangan sampah plastik telah menjadi isu global yang mendesak untuk ditangani. Terkait masalah tersebut, DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengambil langkah antisipatif.
Ketua DPW LDII Yogyakarta, Atus Syahbudin mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah proaktif, dengan mengedukasi masyarakat agar mengurangi penggunaan dan dampak negatif plastik.
“Sebagai langkah awal, LDII Yogyakarta mengedukasi warganya untuk menggunakan tumbler pribadi saat menghadiri pengajian. Ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) berbahan plastik,” ujarnya saat memberi keterangan pada Senin (22/4).
Selain itu, lanjut Atus, pengurus masjid yang merupakan bagian dari LDII menyediakan galon dan gelas kaca di masjid-masjid di bawah naungannya, untuk mengurangi penggunaan gelas sekali pakai. “Plastik adalah salah satu material buatan manusia yang sulit terurai di alam,” lanjutnya.
Atus juga menyoroti bahaya mikroplastik yang dapat mencemari air, tanah, dan udara, “LDII Yogyakarta juga mencermati dampak plastik terhadap kesehatan manusia, termasuk risiko konsumsi partikel mikroplastik melalui rantai makanan,” tandasnya.
LDII Yogyakarta juga menjadikan pengajian sebagai wahana untuk mengedukasi warganya tentang pentingnya mencintai alam dan menjaga lingkungan, “Masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah, mulai dari membuat lubang sampah untuk mengomposkan sampah organik, hingga memilah sampah anorganik, termasuk plastik,” ujarnya.
Untuk mengurangi sampah plastik, LDII Yogyakarta menginisiasi kelompok sedekah sampah berbasis masjid, “Remaja masjid menjadi garda terdepan dalam mengumpulkan dan memilah sampah di setiap masjid, sementara sesepuh masjid memberikan dukungan dan arahan sebagai Kyai Peduli Sampah,” kata Atus yang juga menjadi Dosen UGM.
Dengan langkah-langkah ini, LDII Yogyakarta tidak hanya memperjuangkan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga melatih kesadaran dan tanggung jawab sosial dalam menjaga bumi sebagai warisan untuk generasi mendatang. “LDII Yogyakarta berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup,” pungkasnya.
Memang benar disisi lain sampah plastik menjadi beban/ masyalah, Tetapi disisi yg lain ada seseorang,bahkan kelompok,yg terbantu kehidupan nya menjadi seorang pengumpul plastik yg bisa dijual untk mendapatkan ke untungan
Yg selama ini mereka kesulitan mendapatkan lowongan kerja dan mencukupi kebutuhan nya,
Jadi hemat saya tergantung kita menyikapi nya,
Tak jauh beda permasalahan nya, dengan canggih nya IPTEK, sekarang kantor POS banyak yg tutup, lowongn kerjapun terhenti, ini dampak negativ REVOLOSI INDUSTRI, yg selalu membawa dampak positiv dan negativ, inti nya kita yg harus pandai menyikapi dan memanfaatkan,nya
Alhamdulillah..
Upaya menjaga lingkungan di mulai dari masjid