Tanah Laut (15/12). Usaha peternakan khususnya ruminansia (kambing dan sapi) masih memiliki prospek besar dikembangkan di perdesaan. Pasalnya, desa memiliki potensi sumber pakan ternak yang cukup melimpah.
Tapi akibat perkembangan zaman dan menyempitnya lahan, maka perlu inovasi dalam penyediaan pakan ternak. Hal itu disampaikan Ketua DPD LDII Tanah Laut (Tala) Anton Kuswoyo, kepada para peternak di Desa Martadah Baru, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada Jumat (13/12).
Umumnya para peternak di perdesaan mencari pakan dengan cara menyabit rumput liar setiap hari. Kendalanya jika turun hujan tiap hari, dan ketika musim kemarau panjang, sehingga rumput liar pun sulit diperoleh, “Untuk mengatasinya, peternak perlu memiliki keterampilan membuat pakan fermentasi berbahan baku hijauan lokal dan limbah bungkil kelapa sawit,” papar Anton.
Keunggulan pakan fermentasi, lanjutnya, adalah bisa disimpan dalam waktu lama, bahkan sampai satu tahun. “Selain dapat disimpan dalam waktu lama sehingga peternak tidak perlu mencari rumput tiap hari. Nilai nutrisi pakan fermentasi dapat ditingkatkan, dengan cara menambahkan bahan lainnya seperti bungkil inti sawit dan tanaman indigofera,” ungkap Anton.
Menurutnya, di Tala terdapat banyak pabrik kelapa sawit yang menghasilkan limbah berupa bungkil inti sawit, menjadi nilai plus tersendiri jika dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak. “Bungkil inti sawit ini mengandung protein kasar: 14,6–20,03 persen, lemak kasar: 7,17–10,5 persen, serat kasar: 12–21,75 persen, kalsium (Ca): 0,25–0,64 persen, fosfor (P): 0,45–0,52 persen, dan energi metabolis: 2682 Kkal/kg. Kandungan nutrisi tersebut sangat cocok untuk pakan ternak ruminansia,” lanjut Anton.
Anton juga memaparkan, jika peternak dapat memproduksi pakan ternak sendiri, dengan demikian beternak kambing dan sapi jadi lebih mudah dan menguntungkan. Mudah karena tidak perlu repot mencari rumput setiap hari.
“Peternak bisa menyetok pakan untuk jangka waktu tertentu. Menguntungkan karena nilai nutrisi pakan fermentasi lebih baik daripada rumput liar, sehingga hewan ternak jadi lebih gemuk dan sehat,” tutupnya.
Pelatihan tersebut diadakan oleh Kepala Desa (Kades) Martadah Baru, Slamet Prayitno. Kegiatan itu diikuti puluhan peternak Desa Martadah Baru. Dalam kesempatan itu, Kades Martadah Baru, Slamet Prayitno mengungkapkan, jika setelah pelatihan para peternak berminat membuat pakan fermentasi secara mandiri, ia akan mengusahakan bantuan mesin chopper untuk warga desanya.
“Kami nanti akan bekerja sama dengan anggota DPRD Kabupaten Tala untuk mengusahakan bantuan mesin chopperkepada peternak Desa Martadah Baru. Yang penting bapak-bapak benar-benar mau memproduksi pakan fermentasi hasil pelatihan ini”, ungkapnya.
Ia menambahkan, ia menginginkan peternak di Desa Martadah Baru berkembang sehingga meningkatkan kesejahteraan para peternak, “Kami pemerintah Desa Martadah Baru berkomitmen menjadikan peternak di desa ini lebih maju dan sejahtera”, tutup Slamet.
Yoga, salah satu peserta pelatihan sangat senang mengikuti pelatihan itu. Ia saat ini memiliki belasan ekor kambing, akan segera mempraktekkan membuat pakan fermentasi untuk hewan ternaknya. “Alhamdulillah, kami mendapat pengetahuan baru tentang cara membuat pakan fermentasi. Kami juga baru tahu bahwa bungkil inti sawit ternyata sangat bagus untuk campuran pakan ternak,” ungkapnya. (Kus)
Semoga Alloh paring manfaat dan barokah.
Semoga Alloh paring barokah