Bantul (23/10). Satuan Komunitas Daerah (Sakoda) Pramuka Sekawan Persada Nusantara (SPN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sukses menggelar acara Kemah Santri 2024 di Pondok Pesantren Nur Aisyah, Bantul, pada 19-20 Oktober 2024.
Acara yang diikuti oleh 367 santri dari berbagai pondok pesantren di DIY ini mengusung tema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan, Terapkan 29 Karakter Luhur”. Acara ini mendapat perhatian dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY.
Ketua Tim PAI Bidang PAKIS Kanwil Kemenag DIY, Edy Purwanto menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia, “Moderasi beragama adalah jalan tengah, tidak ekstrem kanan maupun kiri. Sikap moderat ini berpijak pada Pancasila dan dialog untuk membangun harmoni di tengah masyarakat yang beragam,” jelasnya.
Selain berbicara tentang moderasi beragama, Edy juga menekankan pentingnya kesalehan personal dan sosial bagi para santri. Hal ini dianggap penting untuk menciptakan masyarakat yang sehat secara sosial dan seimbang secara ekonomi, “Melalui penerapan kesalehan ini, diharapkan para santri semakin kuat dalam mengimplementasikan moderasi beragama di lingkungan mereka masing-masing,” ujarnya.
Dalam rangkaian acara Kemah Santri 2024, Sako SPN juga menyelenggarakan berbagai perlombaan untuk mengasah kreativitas dan kemampuan santri. Di antara lomba-lomba tersebut adalah lomba hasta karya pengolahan sampah, membuat jamu tradisional, cerdas cermat, serta lomba sesorah Bahasa Jawa untuk santri putra dan wiru jarik untuk santri putri.
Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Ar-Royyan Baitul Hamdi Yogyakarta berhasil meraih juara umum dalam kompetisi tersebut, baik di kategori santri putra maupun santri putri. Salah satu santri putri dari PPM Jogja, Almira Carissa Amadea mengaku tidak menyangka akan keluar sebagai juara. “Kami sempat pesimis setelah tidak masuk final di lomba cerdas cermat, tapi alhamdulillah, hasil akhirnya diakumulasikan, dan kami berhasil menang,” ungkap Almira.
Almira menjelaskan bahwa timnya bekerja keras mempersiapkan diri, dari belajar membuat jamu hingga hasta karya pengolahan sampah yang melibatkan seluruh tim, “Kemenangan ini tidak lepas dari penerapan langsung ****29 karakter luhur yang menjadi inti kegiatan Kemah Santri, yaitu tiga prinsip etos kerja yaitu bener, kurup, janji. Kami juga menerapkan dan enam tabiat luhur yaitu rukun, kompak, kerja sama yang baik, jujur, amanah, dan muzhid-mujhid,” tuturnya.
Santri putra PPM Jogja, Faqih Kuncoro Adi juga menyatakan rasa syukurnya atas kemenangan ini. “Kami hanya berusaha sebaik mungkin, dan alhamdulillah dengan kesungguhan dan pertolongan Allah, kami bisa menang,” tuturnya.
Faqih berharap kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi wadah bagi pembinaan karakter santri, tidak hanya di DIY, tetapi juga di tingkat nasional, “Dengan suksesnya acara ini, LDII melalui Sako SPN, menunjukkan peran aktif dalam membina generasi muda yang berkarakter kuat dan moderat, sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.