Di zaman era industri 4.0 dimana informasi dan teknologi lebih mudah digenggam melalui android oleh generasi milenial, perlu dipahami perbedaan pendekatan orang tua dalam berkomunikasi dengan generasi milenial lebih sulit.
Pakar Psikologi DPP LDII, Dra.H.Nana Maznah,M.Psi dalam Seminar Keputrian (22/3) di Patrang, Jember menyampaikan pentingnya orang tua memahami berkomunikasi yang baik dengan anak-anak generasi milenial.
Dimana anak milenial cenderung mencontoh orang terdekat, yaitu orang tua atau kerabat. Karenanya, penanaman akhlakul karimah akan membentuk watak anak-anak menjadi baik. Jiwa dan watak seseorang tidak mudah diubah jika sudah dewasa. Bila jiwa dan watak anak sudah terbentuk dari rumahnya baik maka diri anak milenial akan tetap menjadi baik.
Penerapan 6 tabiat luhur pada generasi penerus LDII yaitu rukun, kompak kerjasama yang baik, jujur, amanah dan mujhid-muzhid serta mewujudkan tri sukses generus, yaitu berilmu, berakhlakul karimah dan mandiri.
Istilah anak milenial adalah dimana anak yang lebih senang belajar dengan audio visual, televisi menyala, telepon genggam disampingnya juga menyala. Melihat keadaan anak milenial seperti itu, tidak semestinya orang tua menjadi emosi sehingga anak justru tidak suka dan akan menjauh dari orang tua.
Untuk menghindari hal yang demikian, Nana Maznah menekankan kepada orang tua untuk memiliki ilmu dengan mau belajar memahami anak. Pendekatan kepada anak dengan ilmu menjadikan anak cenderung lebih banyak bertanya dan berinteraksi dengan orang tua.
Buatlah nyaman dengan penjelasan yang baik yang mengarahkan penggunaan gadget secara positif.
Kita tidak mungkin dapat menolak penggunaan anak pada teknologi dan gadget. Tetapi dengan arahan yang positif akan menjadikan anak dapat menggunakannya secara positif juga.
Nilai positif dari generasi milenial ketika menginginkan sesuatu, mereka akan menabung dengan sungguh. Dimana generasi sebelumnya tidak selalu memikirkan hal itu. Gunakan teknologi untuk bisa membantu orang lain jangan sampai anak justru terpancing dengan pemberitaan yang palsu.
Nana Maznah juga menjelaskan salah satu contoh dalam prakteknya, ketika berdoa tidak untuk disampaikan di media sosial. Berdoa itu dengan mengangkat dua tangan dan mengucapkan doa-doa langsung ditujukan kepada Allah. Hal ini terkait dengan kegemaran generasi milenial yang senang mem-posting sesuatu termasuk ungkapan doa.
Kita bersyukur bahwa di LDII, pembinaan dan keilmuan semua disampaikan termasuk bab pernikahan dan pembinaan generasi penerus dari mulai kecil sampai remaja sampai dewasa, sampai tua bahkan sampai meninggal diurusi semua.
Selain itu, peranan laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sebagai pelindung dan nahkoda dalam keluarga sangat penting. Di sisi lain, seorang istri dan juga seorang ibu memiliki peran pengasuhan positif kepada anak yakni berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan anak-anak.
Ibu yang emosi dan marah-marah atau ayah yang emosi dan marah-marah akan mempengaruhi jiwa seorang anak. Maka jadikan rumah kehidupan yang tenteram, perilaku orang tua akan menjadi teladan bagi anak. Sehingga nantinya tercipta kehidupan rumah tangga seimbang.