Membaca menjadi bagian yang sangat mendasar ketika kemudian kita mempunyai harapan untuk lebih tahu tentang berbagai hal di dunia ini. (Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca. Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri – Wikipedia)
Sama seperti ketika pertama kali Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya, Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Dengan membaca kita bisa tahu tentang hakikat hidup sebenarnya, tahu tentang hal dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan semakin banyak membaca berarti semakin memperbanyak memory ilmu di otak. Pernah kan kita mendengar " Uthlubal 'ilma walau bisshiin " Mencarilah ilmu walaupun sampai di negeri Cina ? Bukankah sebenarnya kalau boleh dikatakan bahwa ilmu itu juga berarti membaca ?
Ada seorang menteri di sebuah kerajaan yang bercerita bahwa suatu malam karena ada suatu hal penting yang harus disampaikan kepada Raja, maka dia memberanikan mendatangi tempat dimana Raja beristirahat. Di saat dirinya berada tepat di depan pintu, dia terpana, terpaku saat mendengar Raja mengalunkan ayat – ayat Al Quran. Subhanallah, ditengah malan seperti ini ? Pikir sang menteri. Ketika kemudian dirinya sudah bertemu dengan raja, dengan penuh keingintahuan dia bertanya tentang kejadian tadi, dan dijawab oleh raja : Sebab aku juga ingin menjadi baik, bukan hanya sekedar bisa memerintahkan kepada rakyatku untuk membaca tiga ayat Al quran tiap hari, tetapi aku harus juga bisa mengerjakannya.
Betapa bijaknya rajaku, gumam si menteri.
Sudahkah hari ini kita membaca ?
Sumber : http://ldiisampit.blogspot.com/2009/06/membaca.html