Jakarta (11/2). DPP LDII memandang persoalan lingkungan adalah bagian penting dari dakwahnya. Ormas ini telah menghelat Go Green sejak 2008, dan telah menanam 3.553.000 pohon dengan tingkat kematian 7,2%.
“Bila lingkungan rusak, ibadah pun sulit dan kesejahteraan masyarakat merosot. Lingkungan berdampak secara pribadi maupun sosial. Untuk itu, LDII sangat perhatian dengan isu-isu lingkungan sekaligus memberi solusi,” ujar Ketua Umum DPP LDII, Prof. Dr. Abdullah Syam. M.Sc.
Program Go Green yang terus berlangsung hingga saat ini, diteruskan LDII dengan penggunaan energi baru terbarukan. Salah satunya, warga LDII mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri Jawa Timur dan pembangkit listrik mikrohidro di perkebunan teh Jamus, Ngawi, Jawa Timur.
Menurut Abdullah Syam, LDII terus mendorong warganya untuk berinovasi membantu pemerintah dalam penyelamatan lingkungan, termasuk wacana penggunaan mobil elektrik menggantikan mobil berbahan bakar fosil, “Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden mengenai kendaraan listrik, namun implementasinya di lapangan masih mengalami kendala,” ujar Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo.
Indonesia, menurut Prasetyo, menyetujui gagasan Uni Eropa yang menerapkan aturan ada 2040 memerintahkan 33 negara anggotanya, untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. “Secara infrastruktur dan teknologi Uni Eropa sudah sangat siap dengan kendaraan listrik, lalu bagaimana dengan Indonesia. Di sisi lain kerusakan lingkungan sangat masif,” imbuh Prasetyo.
Bahan bakar fosil dan deforestasi memicu pemanasan global. Maka, diskusi terpumpun atau Forum Group Discussion (FGD) mengenai mobil listrik, dianggap LDII sangat strategis. DPP LDII menggelar FGD pada 12 Februari 2019, dengan tema “Menyongsong Era Mobil Listrik Nasional”.
FGD ini akan mengulas kesiapan infrastruktur dan penerapan aturan, yang akan dibawakan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI, Harjanto.
Perhelatan ini, menurut Prasetyo, selain mengundang pemerintah sebagai regulator, juga mengundang korporasi seperti Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dan DR. Ir. Dedid Cahya Happyanto, MT, Lektor Kepala Politeknik Elektronik Negeri Surabaya warga LDII, yang menemukan sistem kendali kecepatan motor induksi tiga fasa untuk dinamika pergerakan mobil elektrik berbasis teknologi soft computing.
Menurut Prasetyo, LDII berharap hasil dari FGD ini nantinya, dapat memberi masukan kepada pemerintah sekaligus menjadi solusi praktis, mengenai penggunaan kendaraan listrik.
*Pers Rilis DPP LDII