Pasukan Romawi berjumlah ratusan ribu di bawah pimpinan menantu Raja Hiraqla (Hercules) sudah sigap di suatu pagi. Pada waktu mereka telah semakin dekat, Khalid bin Al-Walid berkata pada Abu Ubaidah, “Sebetulnya hati mereka ketakutan! Ayo kita serang!.”
Abu Ubaidah menjawab, “Ayo!.”
Khalid, Abu Ubaidah, dan semua pasukan Islam, menyerbu dengan cepat; takbir membahana. Pertempuran berkobar-kobar riuh; musuh berguguran bersimbah darah. Para sahabat nabi SAW berjihad dengan penuh semangat.
Amir bin At-Thufail yang ikut dalam perang tersebut, berkata, “Seorang tentara Islam mampu mengacau-balaukan 110 orang Romawi (ada yang tewas, ada yang lari).”
Peperangan berlangsung tidak lebih satu jam itu, berakhir dengan kemenangan besar di pihak Islam. Tentara musuh yang masih hidup, lari terbirit-birit masuk ke kota. Mayat-mayat berdarah bergelimpangan di sepanjang desa hingga Pintu Gerbang Timur.
Pejabat-pejabat Damaskus yang tahu bahwa pasukan mereka dikalahkan, segera menutup semua pintu gerbang kota, tak mempedulikan kaum mereka yang masih tertinggal di luar.
Qais bin Hubairah (قيس ابن هبيرة) RA yang ikut dalam perang tersebut, berkata, “Orang-orang yang masih di luar, ada yang kami bunuh, ada yang kami tawan.
Khalid pulang dari medan perang dan menjumpai Abu Ubaidah untuk berkata, “Sebaiknya pasukan kita bagi dua. Saya bersama sejumlah pasukan bersiaga di dekat Pintu Gerbang Timur; engkau bersama sejumlah pasukan menempati dekat Pintu Gerbang Jabiyah.”
Abu Ubaidah menjawab, “Ini usulan yang sangat tepat.”
Uwais bin Al-Khatthab (أويس بن الخطاب) yang ikut dalam perang tersebut, berkata, “Saat itu pasukan Islam seluruhnya berjumlah 47.500 orang. Rombongan Abu Ubaidah adalah orang-orang yang berasal dari Hijaz (الحجاز), Yaman, Hadhramaut (حضرموت), pantai Oman (عمان), Thaif, hingga sekitar Makkah. Jumlah mereka mencapai 37.000 pasukan berkuda gagah berani. Rombongan Amr bin Al-Ash (عمرو بن العاص) berjumlah 9.000 pasukan berkuda. Hanya saja rombongan ini belum bergabung dengan pasukan Abu Ubaidah dan Khalid, masih dalam perjalanan. Rombongan Khalid bin Al-Walid (خالد بن الوليد) berjumlah 1.500 pasukan berkuda. Mereka yang tadinya datang dari arah Iraq.”
Pasukan dibagi menjadi dua. Satu golongan dipimpin oleh Khalid menuju Pintu Gerbang Timur; satu golongan lagi dipimpin Abu Ubaidah menuju Pintu Gerbang Jabiyah.
Arak-arakan pasukan Muslimiin yang panjang, dan gema takbir mereka, membuat hati bergetar.
Penduduk Damaskus ketakutan di dalam benteng karena telah dikepung pasukan Islam dari dua sisi. Khalid mendatangkan dua tokoh besar kaum Romawi, yaitu Bathriq Kalus dan Bathriq Azazir, pejabat tinggi Damaskus. Dua tokoh tersebut sengaja diikat, dipertontonkan di depan umum.
Mereka berdua disuruh masuk Islam. Karena menolak, Dhirar bin Al-Azwar diperintah agar memotong kepala mereka berdua. Dhirar bergerak cepat melaksanakan perintah tersebut. Melihat kejadian mengerikan tersebut, orang-orang Damaskus marah. Mereka menulis surat untuk raja mereka. Di antara isinya:
1. Tindakan kaum Arab atas Kalus dan Azazir.
2. Tentara Islam telah mendekati Pintu Gerbang Timur Damaskus.
3. Pintu gerbang Jabiyyah juga telah didatangi ribuan tentara Islam.
4. Tentara Islam telah menggerakkan kaum muda dan remaja.
5. Kota Balqa dan tanah Sawad telah disita tentara Islam.
Ujung-ujungnya dalam surat tersebut, minta bala-bantuan. Kalau tidak dikabulkan, mereka mengancam akan menyerahkan negri Damaskus pada tentara Islam.
Mereka mengutus seseorang agar mengantarkan surat tersebut pada Raja Hiraqla dengan imbalan tinggi. Sedemikian rupa rahasia diatur, agar tentara Islam tidak mengetahui bahwa mereka telah mengirim surat pada Raja Hiraqla.
Rujukan: http://mulya-abadi.blogspot.com