Makanan pedas sudah menjadi favorit banyak orang, terutama di Indonesia yang kaya ragam kuliner bercita rasa kuat. Namun, tak sedikit pula yang merasakan dampak buruk dari konsumsi cabai yang berlebihan. Dokter umum di MH Thamrin Salemba Hospital Jakarta, Verury Verona Handayani, menjelaskan pentingnya memahami manfaat dan risiko konsumsi cabai agar tidak salah langkah dalam menikmati rasa pedas ini.
Cabai, Lebih dari Sekadar Penyedap Rasa
Sejak zaman dahulu, cabai tidak hanya dikenal sebagai bumbu masakan, tetapi juga digunakan sebagai bahan alami untuk menjaga kesehatan. Verury menjelaskan bahwa cabai memiliki kandungan senyawa aktif bernama capsaicin, yang menyimpan banyak manfaat.
“Salah satu manfaat utamanya adalah meningkatkan metabolisme tubuh. Capsaicin membantu membakar kalori lebih cepat dan meningkatkan temperatur tubuh,” ujarnya. Manfaat ini membuat cabai menjadi teman baik bagi mereka yang sedang menjaga berat badan.
Tak hanya itu, cabai juga kaya akan vitamin C dan A, yang merupakan antioksidan penting. Kandungan ini membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari infeksi. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa capsaicin mampu menghambat pertumbuhan sel kanker tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
“Selain itu, cabai juga bermanfaat untuk kesehatan jantung karena mampu mencegah pembekuan darah dan melawan inflamasi,” tambahnya.
Bahaya di Balik Rasa Pedas
Namun, di balik manfaatnya, konsumsi cabai yang berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Verury mengingatkan bahwa rasa pedas yang berlebihan dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit lambung.
“Cabai bisa memicu gastritis atau maag akut akibat iritasi pada dinding lambung. Gejalanya biasanya berupa nyeri perut, mual, hingga muntah,” jelasnya.
Bahaya lain yang mengintai adalah refluks asam. Sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan bisa diperparah oleh konsumsi cabai. “Kondisi ini, jika terus terjadi, bisa berkembang menjadi GERD atau bahkan menyebabkan luka di kerongkongan,” katanya.
Selain itu, konsumsi cabai yang berlebihan juga bisa mengganggu kualitas tidur. Capsaicin dapat meningkatkan suhu tubuh, yang membuat seseorang sulit tidur nyenyak. Verury juga menyebutkan bahwa lidah yang terus-menerus terpapar rasa pedas bisa kehilangan sensitivitasnya secara perlahan.
Bijak dalam Mengonsumsi Cabai
Menurut Verury, kunci dari menikmati cabai terletak pada keseimbangan. “Cabai itu ibarat pedang bermata dua. Bisa bermanfaat, tapi juga bisa berbahaya jika konsumsinya berlebihan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengenali batas toleransi tubuh masing-masing. “Kalau punya riwayat maag atau gangguan pencernaan, sebaiknya hindari makanan pedas yang terlalu ekstrem. Pilih jenis cabai yang lebih ringan seperti paprika untuk mendapatkan manfaatnya tanpa risiko besar,” sarannya.
Rasa Pedas yang Menyehatkan
Bagi para pencinta pedas, kabar baiknya adalah cabai tetap bisa dinikmati tanpa khawatir selama konsumsinya tidak berlebihan. Verury menyarankan untuk mengimbanginya dengan makanan lain yang kaya serat, seperti sayuran, untuk membantu menetralisir efek pedas pada saluran pencernaan.
Jadi, menikmati makanan pedas boleh saja, asalkan tetap bijak. Sensasi pedas yang menggugah selera ini seharusnya menjadi kenikmatan, bukan sumber masalah bagi tubuh.
Alhamdulillah..
Dapat pencerahan tentang cabai,..
Semoga barokah
Tambah pengetahuan. Ajzkh